Mahkamah BPK Didesak Jelaskan Pelanggaran Etik Harry Azhar

Martha Ruth Thertina
14 Oktober 2016, 17:26
harry-azhar_0.jpg
Arief Kamaludin | KATADATA

Sanksi berupa peringatan tertulis yang diterima Harry terbilang ringan, sebab para pelapor sebetulnya berharap Harry dicopot dari jabatannya. Sebab, Harry dinilai tak layak memimpin lembaga audit negara tersebut lantaran telah cacat secara moral. “Kami minta Pak Harry mengundurkan diri sebagai pimpinan,” ucap Roy. 

Adapun, Agus mempertanyakan mengapa pejabat tidak mau mundur padahal terbukti melanggar etika. ”Kenapa harus didesak, di luar negeri (sudah) mengundurkan diri,” katanya

Sekadar catatan, para pegiat antikorupsi melaporkan Harry ke Majelis Kehormatan BPK pada April lalu. Pelaporan tersebut buntut dari munculnya nama Harry dalam dokumen bertajuk Panama Papers yang dirilis organisasi wartawan investigasi global (ICIJ) di seluruh dunia awal April lalu.

Dokumen yang bersumber dari bocoran data firma hukum Mossack Fonseca di Panama itu menyangkut 11,5 juta dokumen daftar kliennya dari berbagai negara, termasuk Indonesia, yang diduga membuat perusahaan cangkang untuk menyembunyikan harta dari endusan aparat pajak. (Baca juga: Panama Papers dan Perburuan Dana Gelap ke Penjuru Dunia).

Terdapat lebih dari 899 WNI yang tercantum dalam dokumen itu, termasuk Harry. Meski semula membantah, Ketua BPK ini kemudian mengakui punya perusahaan cangkang di British Virgin Island bernama Sheng Yue International Limited sejak tahun 2010.

Namun, Harry mengaku sudah mengundurkan diri dari Sheng Yue lantaran terpilih menjadi Ketua BPK pada 2014. Ia berdalih sibuk sehingga pengunduran diri baru bisa dilakukan akhir 2015. (Baca juga: Muncul di Panama Papers, Ketua BPK Langgar 3 Pasal)

Langkah Harry tidak memasukkan Sheng Yue International dalam LHKPN mendapat sorotan tajam sejumlah kalangan, di antaranya mantan auditor BPK Teuku Radja Sjahnan. Ia juga melihat kejanggalan biaya pengambilalihan saham perusahaan seharga HK$ 1.

Dugaannya, ada semacam perjanjian buyback yang dapat diserahkan lagi dari si pembeli saham kepada Harry di waktu mendatang. “Yang menjadi poin penting juga ke mana dia menjual sahamnya, dari situ bisa ditelusuri apakah ada pelanggaran,” ujarnya.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...