Penjualan Gas dari Blok Nunukan dan Simenggaris Akan Digabung

Anggita Rezki Amelia
8 September 2016, 12:11
Rig Migas Lepas Pantai Pertamina Hulu Energi
Katadata

PT Pertamina Hulu Energi (PHE) berencana menggabungkan penjualan gas di Blok Nunukan dan Blok Simenggaris. Tujuannya agar gas dari kedua blok itu mudah terjual, sehingga lapangan migas menjadi lebih ekonomis.

Presiden Direktur PHE Gunung Sardjono Hadi mengatakan, jika gas dari kedua blok tersebut dipisah maka akan sulit untuk menjualnya. Apalagi pembeli gas membutuhkan pasokan dalam jangka panjang. “Orang berinvestasi, seperti pabrik butuh kepastian keamanan pasokan," kata dia saat berbincang dengan wartawan di kantor pusat Pertamina Jakarta, Rabu (7/9).

(Baca: Harga Minyak Anjlok, Pengembangan Blok Nunukan Bisa Tertunda)

Pelanggan membutuhkan pasokan gas minimal 20 tahun. Dengan jangka waktu panjang itu, tingkat pengembalian investasi industri bisa terjamin. Hal inilah yang sulit terpenuhi jika gas Blok Nunukan dan Simenggaris dijual terpisah.

Gunung menjelaskan, produksi gas dari Blok Nunukan bisa mencapai 60 juta kaki kubik (mmscfd). Dengan produksi tersebut, anak usaha PT Pertamina (Persero) ini hanya bisa memasok gas ke pembeli selama delapan tahun kontrak.

Tapi jika penjualan gas dari Blok Nunukan ini digabung dengan gas Blok Simenggaris, PHE bisa memasok selama 26 tahun. Sebab, menurut Gunung, Blok Simenggaris diperkirakan bisa memproduksi gas sebesar 30 mmscfd.

Sedangkan selama ini dari produksi gas 30 mmscfd di Blok Simenggaris, yang laku terjual hanya 0,5 mmscfd. “Sisanya sudah bolak-balik sama PLN (Perusahaan Listrik Negara), tapi tidak jadi terus," kata dia. (Baca: Gas Belum Laku, Produksi Proyek Simenggaris Mundur Tahun Depan)

Menurut Gunung, PLN sulit menyerap gas tersebut karena tidak sepakat dengan harganya. Prinsipnya, PLN ingin harga yang lebih murah. Namun kondisinya bersifat dinamis, jika harga minyak dunia kembali naik maka otomatis harga gas alam cair (LNG) yang dibutuhkan PLN ikut meningkat. "Kalau sudah begitu, harga berapa pun diserap sama dia (PLN)," katanya.

Mayoritas pembeli gas Pertamina memang PLN. Ke depan, Gunung ingin pembeli gas yang berkontrak dengan Pertamina tidak hanya PLN, melainkan juga industri pupuk, petrokimia, dan industri lainnya.

Di sisi lain, sepanjang semester I 2016, PHE berhasil memproduksi gas sebesar 762,7 juta kaki kubik gas per hari (mmscfd). Angka ini lebih tinggi dari target dalam RKAP 2016 yang sebesar 651,8 juta mmscfd. (Baca: Produksi Minyak Pertamina Hulu Energi Masih di Bawah Target)

Lifting gas juga mengalami peningkatan menjadi 573 mmscfd. Padahal, target dalam RKAP 2016 pada paruh pertama tahun ini mencapai 572 mmcsfd.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...