Hingga Juni, Lifting Minyak Masih di Bawah Target
Taslim menyebutkan empat kontraktor besar yang menjadi penyumbang terbesar lifting gas adalah Total di Blok Mahakam yang mencapai 280,9 ribu bsmph, dan BP Tangguh di Blok Berau, Muturi, dan Wiriagar sebesar 167 ribu bsmph. Ada juga ConocoPhillips (Grissik) Ltd di Blok Corridor sebanyak 146,8 ribu bsmph dan PT Pertamina EP sebesar 139 ribu bsmph.
(Baca: Masa Transisi Alih Kelola Blok Mahakam Ancam Target Lifting)
Secara total, lifting minyak dan gas mencapai 1.996 MBOEPD. Angka ini lebih tinggi dari target APBN-P 2016 yang hanya 1.930 MBOEPD. Selain itu ini juga lebih besar dari rencana kerja anggaran dan perusahaan sebesar 1.940 MBOEPD.
Cost recovery atau pengembalian biaya operasi hingga 30 Juni 2016 mencapai US$ 5,5 milar. Masih di bawah target rencana kerja dan anggaran perusahaan sebesar US$12,71 miliar. Sementara bagi hasil yang didapat negara sepanjang paruh pertama tahun ini sebesar US$ 4,23 miliar, dari targetnya hingga akhir tahun US$ 7,07 miliar.
Sekadar informasi, harga minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) sampai Juni rata-rata mencapai US$36,16 per barel. Masih di bawah target APBN-P 2016 yang ditetapkan sebesar US$40 per barel.
(Baca: Asosiasi Migas Usul Kerugian Negara Dihapus dari Aturan Cost Recovery)