Ini Tantangan Rizal Ramli untuk Operator Blok Masela

Safrezi Fitra
12 Maret 2016, 12:00
No image
Menko Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli

Meski tidak berani menerima tantangan dari Rizal, Abdul tetap yakin Inpex masih berkomitmen  mengembangkan Blok Masela. Perusahaan migas asal Jepang ini sudah masuk ke Blok Masela sejak 1998 dan sudah mengeluarkan dana hingga US$ 1-2 miliar. Investasi ini belum bisa diambil lewat cost recovery, karena blok migas tersebut belum berproduksi. Inpex pastinya sangat berharap agar pemerintah segera memutuskan revisi proposal rencana pengembangan (Plan of Development / PoD) Blok Masela. Agar proyeknya bisa dikerjakan dengan cepat dan segera berproduksi.

Menurut dia, lebih baik jika pengembangan Blok Masela menggunakan skema darat, karena lebih murah sekitar US$ 6 miliar dibandingkan skema laut. Jika ada kemungkinan nilai investasinya berubah (deviasi) sebesar 10 persen pun masih tetap lebih murah skema darat. Indonesia juga telah punya pengalaman membangun 16 kilang LNG di darat. (Baca: Gaduh Menteri, Jokowi: Jangan Ributkan Sesuatu yang Belum Tuntas)

Menurut Haposan yang saat ini menjabat Staf Ahli Menteri Rizal, selain lebih murah pembangunan jaringan pipa 600 kilometer (km) untuk mengalirkan gas Blok Masela ke Kepulauan Aru, Maluku, akan membantu perekonomian daerah sekitarnya. Dengan skema darat, tidak semua gas dari Blok Masela dijadikan LNG. Gasnya bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan industri seperti petrokimia, amonia untuk pabrik pupuk, dan pembangkit listrik. Kebutuhan petrokimia dan turunannya seperti plastik di dalam negeri masih harus mengandalkan impor.

Menurut Haposan, dengan gas industri tersebut bisa tumbuh karena mendapat pasokan bahan baku harga yang ekonomis. Jika gasnya diolah menjadi cair, harga pasti akan tinggi. Biaya untuk mencairkan gas ini, kata dia, sebesar US$ 2-3 per juta british thermal unit (mmbtu). Kemudian LNG ini harus diregasifikasi lagi agar bisa digunakan, biayanya juga sekitar US$ 2-3 per mmbtu. Artinya ada tambahan biaya sekitar US$ 4-6 per mmbtu dibandingkan gas langsung.

Dengan skema laut, semua gas yang dihasilkan dari Blok Masela dicairkan menjadi LNG. Sementara pengolahan gas menjadi LNG hanya bertujuan agar gas tersebut mudah untuk dipindahkan. Dia mencontohkan negara asal Inpex, Jepang yang membutuhkan banyak gas. Masalahnya gas yang dihasilkan Inpex di Indonesia sulit untuk dialirkan ke negara tersebut. Makanya harus dicairkan agar mudah dibawa dengan kapal. (Baca: Peta Kabinet soal Pengembangan Blok Masela Berubah)

Halaman:
Reporter: Anggita Rezki Amelia
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...