Cadangan Minyak Makin Menipis, Gas Meningkat
KATADATA - Cadangan minyak Indonesia tidak bertambah, bahkan terus menurun. Untuk status 1 Januari 2015, cadangannya hanya 7,30 miliar barel. Volume ini turun 0,95 persen dibandingkan cadangan yang disepakati untuk status 1 Januari 2014 yang mencapai 7,38 miliar barel.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral telah menetapkan data tersebut dalam rapat evaluasi cadangan minyak dan gas bumi Indonesia untuk status 1 Januari 2015. Rapat yang dilangsungkan pekan lalu ini dihadiri perwakilan Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas), Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK MIgas), dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi (PPPTMGB) LEMIGAS.
Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto mengatakan hasil rapat tersebut juga menyepakati cadangan gas bumi untuk status 1 Januari 2015 sebesar 151,33 triliun kaki kubik (tcf). Berbeda dengan minyak, cadangan gas justru naik 1,36 persen dibandingkan cadangan gas bumi status 1 Januari 2014 sebesar 149,3 tcf.
"Cadangan Minyak turun. Cadangan gas meningkat," kata dia, Senin (16/11). (Baca: Awal 2016, Cadangan Migas Nasional Bertambah 580 Juta Barel)
Dalam laporan cadangan migas status 1 Januari 2015, kata Djoko, juga telah terinventarisasi cadangan sementara nasional (contingency resources). Cadangan ini berasal berasal dari 5 asset PT Pertamina EP, 27 TAC (Technical Assistance Contract), 25 KSO (kerja sama operasi), 60 PSC (kontrak bagi hasil), dan 9 JOB-PSC. Namun, dia tidak menyebutkan secara rinci mengenai berapa besar cadangan sementara tersebut.
Tim yang menetapkan cadangan migas ini juga mengidentifikasi penambahan cadangan dari 18 lapangan baru. Jumlahnya sebesar 160,88 juta barel untuk minyak bumi dan kondensat, serta 789,18 miliar kaki kubik untuk gas bumi. (Baca: Potensi Tambahan Cadangan Migas 5,2 Miliar Barel)
Selain itu tim juga mengidentifikasi adanya perubahan data cadangan yang cukup signifikan dari beberapa Kontraktor Kontrak kerja Sama (KKKS). Salah satunya perubahan data cadangan BP Berau di lapangan Vorwata. Lapangan ini merupakan lapangan unitisasi dengan BP Wiriagar. Data cadangan yang dimasukkan BP Berau sebagian merupakan cadangan di BP Wiriagar.
Data cadangan ConocoPhillips (Grissik) di lapangan Suban juga mengalami perubahan. Sebelumnya data yang dilaporkan merupakan cadangan 100 persen lapangan Suban, padahal 10 persen lapangan tersebut milik PT Pertamina EP.
Ada juga perubahan data cadangan yang dilakukan CNOOC. Selama ini perhitungannya berdasarkan masa berakhir kontrak, kemudian diubah berdasarkan batas keekonomian lapangan. Sehingga terjadi penambahan cadangan yang cukup besar.
(Baca: Pertamina Ingin Cadangan Migas Masuk ke Dalam Asetnya)