Kaji Ulang Pengembangan Blom Masela, ESDM Pakai Konsultan Independen

Safrezi Fitra
7 Oktober 2015, 12:20
ESDM KATADATA | Arief Kamaludin
ESDM KATADATA | Arief Kamaludin
ESDM KATADATA | Arief Kamaludin

“Kalau (FLNG) dipakai untuk 2,5 MTPA kurang ekonomis. Setelah dikaji lagi, Inpex mengusulkan FLNG ukuran 7,5 MTPA,” ujar Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi.

SKK Migas sebenarnya telah memberikan rekomendasi kepada Menteri ESDM pada 10 September lalu. Dalam rekomendasinya, SKK Migas menyetujui revisi (POD) I Lapangan Abadi Blok Masela yang diajukan oleh Inpex sebagai operator. Namun, rekomendasi ini belum cukup kuat, hingga Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli meminta Kementerian ESDM mengkaji ulang rekomendasi tersebut. Makanya Sudirman memutuskan untuk menggunakan konsultan independen.

Menurut Rizal menggunakan pipa di darat akan lebih murah dibandingkan skema FLNG. Berbeda dengan penjelasan SKK Migas, yang menyebut FLNG lebih unggul dibandingkan pipa. Kementerian ESDM memiliki batas waktu hingga 10 Oktober 2015 untuk memutuskan revisi PoD Blok Masela. 

Sekadar informasi, PoD Blok Masela sebenarnya telah disetujui pemerintah pada Desember 2010, yaitu 12 tahun setelah kontrak pengelolaan blok tersebut diperoleh Inpex Masela tahun 1998. Dalam PoD itu, Blok Masela dijadwalkan mulai berproduksi (on stream) tahun 2018 dengan volume produksi 355 juta kaki kubik gas per hari (MMSCFD) dan produksi kondensat sebanyak 8.400 barel per hari (BPH).

Blok Masela dengan operator PT Inpex Masela Limited memiliki luas area lebih kurang 4.291,35 km². Blok migas ini terletak di Laut Arafura, sekitar 800 km sebelah timur Kupang, Nusa Tenggara Timur atau lebih kurang 400 km di utara kota Darwin, Australia, dengan kedalaman laut 300-1000 meter. 

Halaman:
Reporter: Arnold Sirait
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...