Menanti Mitra, Ventilator Lokal Siap Diproduksi Massal Pertengahan Mei

Image title
3 Mei 2020, 20:34
Uji Akhir, Ventilator Lokal Siap Diproduksi Massal Pertengahan Mei.
ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/hp.
Pengrajin melakukan uji coba ventilator di Industri UMKM Agusta, Kebayoran Lama, Jakarta, Selasa (14/4/2020). Pemerintah menargetkan ventilator dapat diproduksi massal pertengahan Mei ini.

Kebutuhan ventilator  atau alat bantu pernapasan di Indonesia semakin meningkat seiring dengan mewabahnya virus corona. Pemerimtah pun tengah mendorong peneliti mengembangkan alat kesehatan ini untuk kemudian diproduksi secara massal untuk kebutuhan dalam negeri.

Menteri Riset dan Teknologi RI/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang P.S. Brodjonegoro mengatakan, saat ini sudah ada empat prototipe yang masuk dalam pengujian tahap akhir, sebelum diproduksi massal.

Keempat prototipe itu, berasal dari penelitian Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Indonesia (UI), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), dan dari salah satu perusahaan swasta PT Dharma.

(Baca: Telepon Donald Trump, Jokowi Minta AS Sumbangkan Ventilator)

Bambang sangat berharap, produksi ventilator dalam negeri, bisa memenuhi kebutuhan rumah sakit. Sebab, kebutuhan alat kesehatan ini sebelumnya 100% masih dipenuhi dari impor.

"Karena kebutuhan yang begitu besar, para peneliti dan perekayasa mencoba mengembangkan ventilator produksi dalam negeri," katanya dalam konferensi pers virtual, Minggu (3/5).

Keempat prototipe ventilator tersebut, sudah melalui semuanya pengujian di Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Kementerian Kesehatan. Bambang menyebut, ventilator tersebut kini sedang memasuki tahap uji coba ketahanan, yang merupakan tahap uji terakhir.

Setelah ini rampung dan dinyatakan lolos, baru selanjutnya dilakukan uji klinis dengan waktu pengujian sekitar seminggu. "Diharapkan pertengahan Mei ini, kita sudah bisa melihat ventilator produksi Indonesia yang diproduksi oleh mitra industri," kata Bambang.

Untuk mencari mitra industri, Bambang mengaku kesulitan karena selama ini tidak ada industri yang memproduksi alat bantu pernapasan tersebut. Namun, pihak peneliti nantinya akan bekerja sama dengan beberapa BUMN dan swasta untuk memproduksi ventilator.

Hingga saat ini, kebutuhan ventilator mencapai 1.668 buah, yang terdiri dari sekitar 1.000 ventilator berjenis continuous positive airway pressure (CPAP) dan 668 ventilator jenis ambubag. Kebutuhan ini, untuk ruang instalasi gawat darurat atau ruang emergency. Sebagian lainnya bisa digunakan untuk pasien yang berada di ruang observasi.

(Baca: Indofarma Segera Produksi 15 ribu Ventilator dan Alat Pelindung Diri)

Kementerian BUMN menunjuk PT LEN (Persero), PT Pindad (Persero), dan PTDI (Persero) untuk memproduksi alat bantu pernapasan atau ventilator. Alat kesehatan itu dianggap mampu membantu pasien Covid-19.

Selain itu, PT Indofarma juga ditunjuk untuk menyerap dan mendistribusikan produksi ventilator tersebut. Dengan begitu, Menteri BUMN Erick Thohir berharap Indonesia tidak tergantung impor alat kesehatan dari luar negeri.

"Seperti yang Presiden sampaikan, kita tidak bisa bergantung pada luar negeri, karena negara kita sangat besar," kata Erick dalam siaran persnya, Kamis (16/4).

Reporter: Ihya Ulum Aldin
Editor: Ekarina

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...