Kasus Covid-19 Tembus 8 Juta, Harga Minyak Anjlok ke Level US$ 36,9
Harga minyak dunia kembali turun pada perdagangan Selasa (16/6) waktu Indonesia. Hal itu dipicu kekhawatiran pelaku pasar terhadap kasus Covid-19 yang dapat memperlambat laju ekonomi global.
Berdasarkan data Bloomberg pukul 08.00 WIB, harga minyak jenis Brent untuk kontrak pengiriman Agustus 2020 turun tipis 0,30% ke level US$ 39,60 per barel. Sedangkan harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Juli 2020 turun 0,59% ke level US$ 36,90 per barel.
Kasus positif virus corona memang terus meningkat hingga menembus 8 juta kasus di seluruh dunia pada Senin (15/6). Terjadi lonjakan kasus positif di Amerika Latin, dan muncul gelombang baru di Amerika Serikat dan Tiongkok.
"Optimisme baru bahwa pengurangan produksi OPEC+ dapat mendongkrak harga akan kalah dengan kekhawatiran gelombang kedua lonjakan virus corona," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA dilansir dari Reuters pada Selasa (16/5).
(Baca: SKK Migas Proyeksi Harga Minyak Bisa Naik ke Level US$ 60 pada 2024)
(Baca: Pasar Khawatir Lonjakan Kasus Corona, Harga Minyak Anjlok 2% )
Pada sesi sebelumnya, harga mulai bangkit setelah menteri energi Uni Emirat Arab meyakinkan bahwa negara-negara anggota OPEC+ sepakat dan berkomitmen memangkas produksi. Selain itu, pihaknya juga melaporkan tanda-tanda permintaan minyak yang meningkat.
Negara anggota OPEC + menyepakati perpanjangan pengurangan produksi sebesar 9,7 juta barel per hari hingga Juli. Di samping itu, mereka juga meminta anggota yang belum mematuhi untuk membuat komitmen mereka dengan pemotongan tambahan.
Di sisi lain, produsen shale oil AS juga mengurangi pengeboran di tengah jatuhnya permintaan minyak. Menurut Baker Hughes Co. perusahaan jasa pengeboran di AS telah memangkas produksi dan jumlah rig di bawah 200 pada minggu lalu. Hal ini menunjukkan aktivitas pengeboran terendah sejak Juni 2009.
(Baca: Harga Minyak Melemah, Dipengaruhi Lonjakan Stok Minyak AS)