Harga Minyak Melemah di Tengah Menurunnya Stok AS dan Kesepakatan OPEC
Harga minyak mentah dunia kembali jatuh pada perdagangan Kamis (16/7) di tengah kesepakatan organisasi negara pengekspor minyak beserta sekutunya atau OPEC+ mengurangi pembatasan pasokan Agutus 2020. Meski demikian, ada harapan peningkatan harga dan permintaan Amerika Serikat setelah cadangan minyak mentah negara itu berkurang signifikan.
Mengutip Bloomberg pada pukul 09.00 WIB, harga minyak Brent untuk kontrak pengiriman September 2020 turun 0,07% menjadi US$ 43,76 per barel. Sedangkan harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Agustus 2020 turun 0,22% menjadi US$ 41,09 per barel.
Penurunan harga minyak kembali terjadi setelah sempat naik lebih dari 2% pada Rabu (15/7) yang dipicu oleh menyusutnya persediaan minyak mentah AS.
(Baca: OPEC Sepakat Pangkas Produksi, Harga Minyak Berangsur Naik)
Pada pertemuan kemarin, OPEC + sepakat mengurang produksi minyak dari Agustus untuk mendukung pemulihan harga minyak dan ekonomi global akibat pandemi corona.
OPEC + telah memangkas produksi sejak Mei sebesar 9,7 juta barel per hari, atau 10% dari pasokan global. Mulai Agustus, pasokan minyak akan berkurang menjadi 7,7 juta barel per hari hingga Desember.
"Beberapa investor mengambil untung setelah keputusan OPEC +, tetapi sisa cadangan minyak mentah AS memberikan beberapa dukungan," kata Kepala Analis di Fujitomi CoKazuhiko Saito, dilansir dari Reuters, Kamis.
Data Administrasi Informasi Energi menunjukkan persediaan minyak mentah AS turun 7,5 juta barel pekan lalu. Angka ini jauh lebih besar dibanding prediksi penurunan 2,1 juta barel oleh sejumlah analis dalam jajak pendapat Reuters.
Meskipun ada kesepakatan resmi OPEC +, Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman mengatakan pengurangan produksi pada Agustus dan September akan mencapai 8,1 juta-8,3 juta barel per hari atau lebih tinggi dari target.
Ini dikarenakan, anggota kelompok yang memiliki kelebihan produksi awal tahun akan mengimbangi pasokan dengan melakukan pemangkasan tambahan untuk periode Agustus-September.
(Baca: Ketegangan AS-Tiongkok Meningkat, Harga Minyak Tergelincir 1%)
Namun, harga minyak diperkirakan akan tetap statis karena kenaikan minyak mentah yang diproses oleh kilang akan mengimbangi kenaikan volume pasokan, menurut laporan Rystad Energy.
"Kami mencatat harga harus stabil pada sisa tahun 2020, karena setiap kenaikan akan berdampak pada margin penyulingan yang sudah pulih dan paling dibutuhkan dalam operasional kilang," katanya.
Di tempat lain, Direktur Eksekutif Badan Energi Internasional Fatih Birol mengatakan pasar minyak global perlahan-lahan mulai menemukan titik keseimbangan setelah terguncang akibat lockdown dengan rentang harga di level US$ 40 per barel dalam beberapa bulan mendatang.