RI Tembus 100 Ribu Kasus, Jumlah Tes Covid-19 Belum Capai Target

Sorta Tobing
27 Juli 2020, 16:49
pandemi corona, covid-19, virus corona, angka kasus tembus 100 ribu, jokowi, tes virus corona, tes pcr, swab test, rapid test
ANTARA FOTO/FB Anggoro/aww.
Seorang warga menjalani pengambilan spesimen lendir untuk tes polymerase chain reaction (PCR) COVID-19 di Kota Pekanbaru, Riau, Kamis (4/6/2020).

Sebanyak 55% kasus positif di Jakarta berasal dari kasus tanpa gejala. Berkaca dari kasus corona di Kota Wuhan (Tiongkok), episentrum pertama wabah ini, ada 85% kasus Covid-19 tidak terdeteksi.

Jakarta juga telah memenuhi syarat minimum tes corona menurut Badan Kesehatan Dunia atau WHO. Jumlah pengujian Covid-19 telah di atas standar satu per seribu orang.

Akurasi Rapid Test Lemah, Uji Tes PCR Terbatas

Pengujian tes corona di Indonesia masih meninggalkan masalah. Indonesia saat ini masih mengandalkan rapid test atau tes cepat. Padahal, akurasinya tergolong rendah.

Rapid test sendiri memiliki dua jenis, yakni berdasarkan antigen yang diterapkan di Korea Selatan dan Malaysia serta berdasarkan antibodi seperti yang diterapkan di Amerika Serikat dan Indonesia.

Pada pengujian tes rapid berdasarkan antigen, diagnosis akan diketahui dengan mendeteksi keberadaan benda asing dalam tubuh, dalam kasus ini adalah virus corona. Sampel tes diambil dari lendir di tenggorokan sebagai antibodi pasien yang diteteskan pada alat tes. Sampel ini yang digunakan untuk mengetahui keberadaan antigen, yakni virus corona.

Sementara, tes cepat dengan antibodi akan mendeteksi keberadaan antibodi dalam sampel darah yang diletakkan dalam alat tes. Alat tes yang disiapkan telah diberi antigen untuk mendeteksi kemunculan antibodi di tubuh pasien. Pasien dikatakan reaktif ketika ada pertemuan antibodi dan antigen dalam darah.

Kelemahan rapid test berdasarkan antibodi ialah metode yang kurang peka mengenali keberadaan virus corona. Pasalnya, Covid-19 mirip dengan virus lain sehingga identifikasi tes memiliki kemungkinan lebih besar untuk keliru.

Pengujian di Indonesia sendiri dilakukan dua tahap. Tahap pertama dengan rapid test sebagai deteksi awal, lalu dilanjutkan dengan tes usap. Tes usap atau polymere chain reaction (PCR) merupakan yang paling akurat dalam mendeteksi Covid-19. Pengujiannya memakai sampel lendir di tenggorokan dan hidung dari tubuh pasien.

Jika mengikuti acuan WHO, Indonesia seharusnya melakukan tes usap minimal 54 ribu spesimen sehari atau 270 ribu spesimen selama satu pekan. Hingga kini, Indonesia masih belum mencapai standar minimum tersebut.

Menurut data Satuan Tugas Penanganan Covid-19, pemeriksaan spesimen pada kemarin masih berada di angka 20.492 spesimen. Dari angka itu, sebanyak 1.301 orang positif Covid-19. Rekor pemeriksaan spesimen harian terjadi pada 17 Juli lalu di angka 29.176 spesimen.

Penyumbang bahan: Muhamad Arfan Septiawan (magang)

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...