Seberapa Ampuh Gaji ke-13 ASN Memacu Konsumsi saat Pandemi Covid-19?

Image title
3 Agustus 2020, 21:21
Ilustrasi ASN. Ekonom berbeda pendapat soal upaya mengerek konsumsi melalui pencairan gaji ke13 ASN.
ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/pras.
Ilustrasi ASN. Ekonom berbeda pendapat soal upaya mengerek konsumsi melalui pencairan gaji ke13 ASN.

Belum Mampu Kerek Konsumsi Masyarakat  

Pandangan berbeda datang dari Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah. Menurutnya, gaji ke-13 ASN tidak akan mengerek konsumsi masyarakat secara signifikan. Pasalnya, penerimanya akan cenderung menabungnya ketimbang membelanjakannya.

“Tidak akan cukup efektif bila untuk mendorong konsumsi masyarakat. walaupun ASN mendapatkan insentif, saya memperkirakan konsumsi tidak akan kembali ke level normal. Meski mendapat dana atau gaji, minat untuk berkonsumsi itu rendah,” kata Piter kepada Katadata.co.id (3/8).

Keputusan penerima gaji ke-13 menyimpan uangnya, kata Piter, lantaran kondisi perekonomian masih tidak menentu yang tampak dari proyeksi pertumbuhan ekonomi masih akan terkontraksi. Selain itu, virus corona yang belum terkendali juga menghambat minat masyarakat untuk berbelanja.

Minat masyarakat untuk berbelanja memang masih minim. Terlihat dari masih sepinya pusat perbelanjaan setelah dibuka kembali pada 15 Juni silam. Data Asosiasi Pengusaha ritel Indonesia (Aprindo) menyebut pengunjung yang datang ke mal hanya sekitar 30-40% dibandingkan saat sebelum pandemi virus corona. Nilai kerugian yang ditaksir pun mencapai lebih dari Rp 12 triliun.

Piter menambahkan, pengendalian wabah lah yang menjadi kunci penting memberikan rasa aman bagi masyarakat. “Kalau masih belum aman, ya siapa yang mau belanja,” Kata Piter.

Pengetatan PSBB Tambah Ketidakpastian Ekonomi

Piter juga menyinggung opsi pengetatan kembali PSBB setelah jumlah kasus harian di Indonesia mencapai angka lebih dari 1000 kasus. Opsi ini menurutnya semakin menambah ketidakpastian ekonomi, khususnya pada pelaku usaha.

“Apakah ada jaminan wabahnya berhenti kalau kita ketatkan lagi PSBB? Kan tidak. Pengetatan PSBB tidak akan menjadi solusi bila kesadaran mematuhi protokol kesehatan masyarakat masih rendah,” kata Piter.

Ketimbang mengetatkan lagi aktivitas perekonomian, Piter menyarankan peningkatan kedisiplinan masyarakat di masa pandemi. Sebab, menurutnya, ini yang bisa membuat aktivitas perkekonomian perlahan tumbuh serta menekan penyebaran virus Covid-19.

“Kalau wabahnya masih ada di luar sana dan masyarakat tidak patuh, kondisi ini akan terus terjadi di Indonesia. Seperti sekarang ini, konsumsi rendah dan wabah yang belum terkendali,” kata Piter.

Penyumbang Bahan: Muhamad Arfan Septiawan (Magang)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...