Hasil Uji Klinis Vaksin Covid-19 Diumumkan Bulan Depan

Pingit Aria
18 September 2020, 21:28
Petugas kesehatan menyuntikan vaksin kepada relawan saat simulasi uji klinis vaksin Covid-19 di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat, Kamis (6/8/2020).
ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/nz
Petugas kesehatan menyuntikan vaksin kepada relawan saat simulasi uji klinis vaksin Covid-19 di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat, Kamis (6/8/2020).

Vaksinasi di Luar Negeri

Sebelumnya, otoritas Kesehatan Rusia telah memberikan izin penggunaan vaksin Covid-19 yang dikembangkan Institut Gamaleya Moskow sejak Agustus 2020 lalu. Presiden Rusia Vladimir Putin mengklaim negaranya adalah yang paling pertama mendapatkan vaksin virus corona di dunia.

Putin mengatakan vaksin tersebut aman untuk digunakan sebagai penangkal Covid-19. Bahkan dia menyatakan putrinya telah diinjeksi serum antivirus terbaru itu dan berdampak positif. "Ini bekerja cukup efektif, membentuk kekebalan yang kuat dan saya ulangi, ia telah melewati semua pemeriksaan yang diperlukan," kata Putin dilansir dari Reuters, Selasa (11/8) lalu.

Pemerintah Rusia kini mulai mendistribusikan vaksin yang dinamai Sputnik V tersebut di wilayahnya.

Progres pembuatan vaksin corona di Rusia berjalan sangat cepat, hanya dua bulan. Namun hal ini menimbulkan keraguan beberapa pihak mengenai keamanannya. Apalagi, persetujuan pemerintah Rusia diberikan ketika kandidat vaksin ini masih menjalani uji coba. 

Menyusul Rusia, Uni Emirat Arab melompati tahapan uji klinis dalam pengembangan vaksin corona. Uni Emirat Arab (UAE) pada Senin (14/9) merilis izin darurat penggunaan vaksin Covid-19 untuk petugas kesehatan.

Vaksin yang digunakan adalah hasil pengembangan perusahaan farmasi milik Tiongkok, Sinopharm. "Vaksin akan tersedia untuk para pahlawan pertahanan di lini terdepan kita yang paling berisiko tertular virus," kata National Emergency Crisis and Disaster Management Authority (NCEMA) di Twitter.

Izin ini dikeluarkan setelah uji klinis tahap ketiga vaksin baru berjalan enam pekan, dari idealnya enam bulan. Sebelumnya, uji vaksin oleh NCEMA diberlakukan pada 31 ribu relawan sejak akhir Juni 2020. 

Pengumuman itu muncul di tengah peningkatan kasus Covid-19 di Uni Emirat Arab, yang melaporkan 1.007 kasus baru pada Sabtu (12/9) lalu. Angka itu merupakan jumlah tertinggi sejak awal pandemi. Pada Senin (14/9) kemarin, negara itu mencatat 777 kasus tambahan.

Menurut NCEMA dari hasil uji sejauh ini, efek ringan dan efek samping diperkirakan muncul, namun tidak parah. NCEMA menambahkan bahwa seribu orang dengan penyakit kronis yang menjalani uji coba vaksin Sinopharm juga tidak mengalami komplikasi.

Sebelum diuji coba secara besar-besaran di Uni Emirat Arab, vaksin Sinopham telah melalui uji klinis Tahap I dan II di Tiongkok. Hasilnya, 100% partisipan menghasilkan antibodi setelah diberikan dua kali suntikan dengan rentang 28 hari. Tiongkok juga telah menyuntikkan vaksin kepada sebagian petugas kesehatan di daerah-daerah berstatus zona merah.

Halaman:
Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...