Pemerintah Sulit Kejar Target Penurunan Angka Stunting di Masa Pandemi

Image title
3 November 2020, 16:16
stunting, pandemi corona
ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto
Petugas Posyandu memberikan vitamin A pada balita di Posyandu Bougenvile, Ngawi, Jawa Timur, Selasa (25/2/2020).

Inovasi Cegah Stunting di Bantaeng


Di masa pandemi, Kabupaten Bantaeng menerapkan inovasi layanan publik Satu Bendera, Satu Sasaran Ibu dan Anak atau yang disingkat dengan nama "Saskia".

Bupati Bantaeng, Ilham Azikin, mengatakan daerahnya terus melakukan sosialisasi pencegahan stunting meski pandemi. Di masa pandemi, Bantaeng memperkenalkan inovasi layanan publik Satu Bendera, Satu Sasaran Ibu dan Anak atau yang disingkat dengan nama "Saskia".

Pemkab Bantaeng membiayai kebutuhan gizi untuk ibu mulai dari kehamilan pertama sampai bayi berusia 1000 hari. "Program ini efektif bagi petugas kesehatan, bagi kader gizi dan posyandu dalam memantau ke rumah-rumah dengan bendera warna khusus," kata dia.

Selain itu, Bantaeng juga menerbitkan Peraturan Bupati Bantaeng No.71 Tahun 2019 tentang Konvergensi Program Percepatan Pencegahan Stunting. Ada juga Peraturan Desa (Perdes) yang mensyaratkan dana desa akan dicairkan bila melakukan kegiatan penanganan stunting. "Dana desa dapat dicairkan apabila mengandung kegiatan penanganan Stunting, serta Jaminan Kesehatan untuk seluruh masyarakat Bantaeng sejak 2018,” kata Ilham.

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018, Bantaeng tercatat memiliki angka stunting sebesar 21,0%. Angka ini adalah angka terendah di 24 kabupaten/kota se-Sulawesi Selatan.

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) turut mensosialisasikan ASI eksklusif  dan membangun forum anak hingga menginisiasi pembentukan model Kampung Anak Sejahtera (KAS).

“Pemerintah juga melakukan intervensi gizi sensitif. Di mana, intervensi ini dilakukan di berbagai kegiatan pembangunan diluar sektor kesehatan, sehingga berkontribusi pada 70% intervensi stunting,” ujar Menteri PPPA Ayu Bintang Darmawati.

BPS bersama Satwapres menyusun Indeks khusus penanganan stunting tahun 2018-2019. Hasilnya, terdapat kenaikan indeks 2,16% yang menunjukkan adanya perbaikan dalam percepatan pencegahan stunting. “Kenaikan ini harus dilanjutlan, agar kasus stunting di Indonesia terus mengalami penurunan,” ujar Ling.

Halaman:
Reporter: Annisa Rizky Fadila
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...