Tren Staycation di Hotel Tinggi saat Libur Akhir Tahun karena Pandemi

Happy Fajrian
25 Desember 2020, 18:49
hotel, staycation, pandemi corona, liburan akhir tahun
ANTARA FOTO/Feny Selly/wsj.
Pekerja menyemprotkan cairan disinfektan sebagai langkah persiapan untuk menyambut libur Natal dan tahun baru di salah satu sudut hotel di Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (15/12/2020).

Selain menerapkan protokol kesehatan ketat agar konsumen merasa aman dan nyaman, penawaran menarik jadi salah satu strategi agar masyarakat berani kembali menginap di hotel, terutama ketika perjalanan ke luar negeri yang ramai berlangsung tiap liburan tiba masih dibatasi.

Serangkaian pilihan paket menginap diperkenalkan selama musim liburan, seperti penyajian makanan gaya Rijsttafel di dalam kamar, brunch tahun baru hingga permainan daring berhadiah sampai menginap gratis semalam bila tamu menginap selama empat malam berturut-turut.

Menyambut 2021, pelaku industri perhotelan optimistis situasi akan membaik terlebih bila program vaksin berhasil dijalankan sehingga aktivitas bisa kembali normal. "Di samping itu, dukungan dari pasar pemerintahan, korporasi dan domestik diyakini akan memiliki peran besar bagi hotel," kata Abhi.

Sebelumnya Pengusaha perhotelan mengaku khawatir, pemangkasan cuti bersama akhir tahun menyebabkan pembatalan reservasi hotel melonjak. Padahal, pengusaha semula berharap cuti bersama bisa mendongrak okupansi dan pendapatan bisnis hotel yang selama ini lesu akibat pandemi Covid-19.

"Pengurangan libur akhir tahun akan menimbulkan polemik bagi konsumen dan pengusaha hotel," kata Sekretaris Jendral Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran. 

Berbagai kemungkinan menurutnya bisa terjadi dengan pengurangan hari libur ini, seperti, pembatalan reservasi hotel dan pengajuan kembali dana yang sudah dibayarkan (refund).

Berkaca pada Maret lalu, banyak terjadi pembatalan reservasi bertepatan dengan  awal mula kasus Covid-19 merebak di Indonesia. Berikutnya, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang ditetapkan oleh Pemprov DKI juga juga berdampak pada reservasi hotel.

Kini, dengan pengurangan jadwal libur bukan tidak mungkin menyebabkan pembatalan reservasi kembali terjadi. Ia pun khawatir, kepercayaan publik menurun akibat banyaknya yang kebijakan pemerintah yang berubah secara mendadak.

Mekanisme refund pun menurutnya tak mudah dilakukan, lantaran proses harus melalui mekanisme beberapa pihak. “Masing-masing bisnis punya komitmen, jadi refund itu tidak mudah dibayangkan,” kata dia.

Halaman:
Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...