Memahami Angka Efikasi Vaksin Sinovac 65% dan Dampaknya Meredam Corona

Image title
12 Januari 2021, 15:47
vaksin virus corona, sinovac, covid-19, virus corona, pandemi corona, pandemi, jakarta, gerakan
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww.
Petugas medis memberikan penanganan kepada seorang pasien yang mengalami reaksi saat simulasi pemberian vaksin COVID-19 Sinovac di Puskesmas Kelurahan Cilincing I, Jakarta, Selasa (12/1/2021). Vaksin Covid-19 buatan Sinovac memiliki efikasi hingag 65%.

Selain itu, jumlah subyek uji dan lama pengamatan juga dapat mempengaruhi hasil. Jika pengamatan diperpanjang menjadi satu tahun, sangat mungkin menghasilkan angka efikasi vaksin yang berbeda. Lalu, bagaimana dampak vaksin tersebut pada penanaganan pandemi di Indonesia?

Dampak Vaksin Sinovac terhadap Pandemi di Indonesia 

Zullies mengatakan penurunan kejadian infeksi sebesar 65% secara populasi akan sangat bermakna dan memiliki dampak ikutan yang panjang. Misalnya 100 juta penduduk Indonesia tidak divaksinasi, maka ada kemungkinan 8,6 juta terinfeksi Covid-19.

Angka tersebut bisa turun hingga 65% dengan vaksin Sinovac. Sehingga hanya 3 juta penduduk yang terinfeksi atau selisih 5,6 juta. Hal itu dapat dihitung berdasarkan (0.086 – 0.03)/0.086 x 100% = 65%.

Menurut dia, mencegah 5 juta orang dari kejadian infeksi sangat bermakna dalam penyediaan fasilitas perawatan kesehatan. "Belum lagi secara tidak langsung bisa mencegah penularan lebih jauh bagi orang-orang yang tidak mendapatkan vaksin, yaitu jika dapat mencapai kekebalan komunal atau herd immunity," ujarnya.

Dengan begitu, Zullies berharap program vaksinasi yang akan dimulai pada pekan ini bisa bisa mengurangi angka kejadian infeksi Covid-19 di Indonesia. Apalagi jika upaya vaksinasi didukung dengan kepatuhan protokol kesehatan yang baik. "Semoga dapat menuju pada pengakhiran pandemi  di Indonesia," kata dia.

Di sisi lain, Ahli Epidemiologi dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman, mengatakan efikasi vaksin yang mencapai lebih dari 50% merupakan hal yang sangat berarti karena dapat menyelamatkan nyawa banyak orang.

Apalagi vaksin Sinovac juga memiliki imunogenisitas yang tinggi hingga mencapai 99,23% dalam tiga bulan pertama. Hal itu berarti dapat memicu kekebalan tubuh pada pada subyek yang mendapat vaksin.

Namun, Dicky mengingatkan bahwa vaksin Sinovac baru mendapatkan izin penggunaan darurat. Sehingga diperlukan pengamatan lebih lanjut terhadap efikasi dan keamanan vaksin hingga enam bulan setelah suntikan kedua dalam uji klinik tahap akhir. 

Meski begitu, dia mengimbau masyarakat tidak ragu terhadap vaksin Covid-19 buatan Sinovac. Pasalnya, vaksin tersebut secara ilmiah telah terbukti aman dan memiliki fungsi proteksi hingga 65%. 

Adapun upaya pencegahan tetap harus terus dilaksanakan agar masyarakat terlindung dari Covid-19. Upaya pencegahan tersebut berupa 5M yaitu memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas.

Di sisi lain, pemerintah juga harus terus mengupayakan 3T yaitu tes, terlusur, dan tindak lanjut. Sebab, vaksin tidak menjamin semua penerimanya terhindar dari virus corona. 

"Masyarakat harus dilindungi dengan cara patuh 5M dan pemerintah terus tingkatkan 3T demi melindungi kelompok berisiko di masyarakat," ujar Dicky kepada Katadata.co.id pada Selasa (12/1).

Halaman:

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...