Tim Penyelam TNI AL Temukan Black Box Sriwijaya Air SJ 182
Tim penyelam TNI Angkatan Laut akhirnya berhasil menemukan kotak hitam pesawat Sriwijaya Air SJ 182. Komponen perekam data penerbangan itu langsung diangkut oleh KRI Rigel ke Posko JICT, Tanjung Priok.
Sriwijaya Air SJ 182 jatuh pada Sabtu (9/1) lalu usai lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta. Pesawat tersebut sedianya akan menuju Bandara Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat.
Black box atau kotak hitam adalah istilah umum yang digunakan dalam industri penerbangan untuk merekam data selama pesawat diterbangkan. Walaupun disebut kotak hitam, nyatanya black box dibalut warna yang terang menyala atau cerah agar mudah teridentifikasi dalam operasi pencarian.
Black box terdiri dari dua kombinasi perangkat yaitu CVR (Cockpit Voice Recorder) atau percakapan dalam kokpit pesawat dan FDR (Flight Data Recorder) atau rekaman data penerbangan. Belum diketahui apakah komponen yang ditemukan hari ini merupakan CVR atau FDR.
Sebelumnya, Komandan Satuan Tugas Laut (Dansatgasla) Operasi SAR Sriwijaya Air Laksamana Pertama Yayan Sofyan mengemukakan pencarian kotak hitam pesawat Sriwijaya Air SJ 182 mengerucut di lima titik lokasi di perairan Pulau Laki, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
"Ada lima titik penyelaman dengan radius sekitar 20 meter," kata Yayan di KRI Rigel-933, Selasa (12/1).
Yayan menjelaskan penentuan lima lokasi penyelaman itu berdasarkan pemetaan dan analisis yang dilakukan KRI Rigel dengan seluruh sumber daya yang ada. "Alat yang digunakan di antaranya magnetometer, HIPAP dan multibeam echosounder," ujarnya.
Pada Senin (11/1) area pencarian berbentuk segitiga, 100 meter kali 100 meter kali 80 meter. Area pencarian itu mendapatkan empat kantong puing pesawat.