Ditemukan Gejala Pembekuan Darah, Apakah Vaksin AstraZeneca Aman?

Sorta Tobing
8 April 2021, 13:15
astrazeneca, vaksin covid-19, virus corona, uni eropa
ANTARA FOTO/Novrian Arbi/hp.
Petugas tenaga kesehatan mengambil Vaksin COVID-19 AstraZeneca untuk disuntikkan kepada prajurit TNI-AU di Gedung Perawatan Umum Lanud Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat, Kamis (1/4/2021).

Sepuluh kematian dari 10 juta orang yang divaksinasi adalah satu dari sejutar kemungkinan. Angkanya serupa dengan risiko meninggal saat berkendara di jalan raya. 

Sekitar tiga perempat yang mengalami gejala pembekuan darah akan sembuh dengan baik. Sejumlah kecil, mungkin meninggal dalam waktu satu bulan setelah gejala muncul. 

Studi Badan Pengatur Produk Kesehatan dan Obat-obatan (MHRA) Inggris menunjukkan penggumpalan darah terkait tingkat trombosit yang rendah terjadi setelah menerima vaksin tersebut. 

Trombosit adalah sel darah kecil yang membantu manusia membentuk gumpalan untuk menghentikan pendarahan. Di antara gumpalan ini adalah jenis trombosis sinus vena serebral (CSVT) yang berada di pembuluh darah besar di kepala. Kemunculan gumpalan ini dapat membuat aliran darah ke otak terhenti.

Risikonya adalah sel darah bisa pecah dan bocor ke jaringan otak sehingga menyebabkan stroke. CVST, menurut John Hopkins School of Medicine, merupakan jenis stroke langka dan mempengaruhi sekitar lima dari sejuta orang setiap tahun. 

VAKSIN ASTRAZENECA UNTUK KARYAWAN PERBANKAN DI BATAM
Ilustrasi vaksin AstraZeneca. (ANTARA FOTO/Teguh Prihatna/rwa.)

Apa Gejala Pembekuan Darah?

MHRA mengatakan siapa pun yang memiliki gejalan ini empat hari atau lebih setelah menerima vaksin AstraZeneca, harus segera mencari bantuan medis. Gejala tersebut adalah:

1. Sakit kepala parah atau terus-menerus.
2. Penglihatan kabur.
3. Nyeri dada.
4. Sesak napas.
5. Kaki bengkak.
6. Sakit perut yang terus-menerus.
7. Memar kulit yang tidak biasa.
8. Bintik-bintik (tidak termasuk tempat suntikan).

Siapa yang Tidak Boleh Menerima Vaksin AstraZeneca?

MHRA menyarankan siapapun yang mengalami pembekuan darah setelah dosis pertama vaksin, sebaiknya tidak menerima dosis kedua. Orang yang memiliki riwayat kelainan darah sebaiknya hanya menerima vaksin AstraZeneca ketika manfaatnya lebih besar dari risikonya. 

Wanita hamil harus berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Uji Coba vaksin untuk anak-anak pun sudah dihentikan karena tinjauan MHRA. 

VAKSINASI ASTRAZENECA KYAI NU
Ilustrasi vaksin AstraZeneca. (ANTARA FOTO/Moch Asim/aww.)

Bagaimana Cara Kerja Vaksin AstraZeneca?

Vaksin ini dibuat dari versi lemah virus flu biasa alias adenovirus dari simpanse. Para peneliti lalu memodifikasinya untuk mengandung materi genetik yang dimiiki virus corona, tapi tidak menyebabkan penyakit. Setelah penerima menerima vaksin tersebut, tubuh akan membuat sistem kekebalan untuk melawan virus yang sebenarnya. 

Berapa Lama Vaksin dapat Melindungi dari Covid-19?

Sampai saat ini belum diketahui berapa lama perlindungan vaksin terhadap virus korona. Sebuah penelitian menemukan, orang yang tidak divaksinasi dan menderita Covid-19 akan membentuk kekebalan tubuh setidaknya selama enam bulan. 

Vaksin cenderung memberikan perlindungan yang lebih kuat dari ini. Mungkin orang membutuhkan vaksinasi tersebut secara tahunan, seperti yang terjadi dengan suntikan flu.

Halaman:
Reporter: Antara

Konten cek fakta ini kerja sama Katadata dengan Google News Initiative untuk memerangi hoaks dan misinformasi vaksinasi Covid-19 di seluruh dunia.

google news initiative x katadata
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...