Jokowi Heran Ada Kepala Daerah Tak Tahu Data Covid-19 di Wilayahnya

Rizky Alika
20 Mei 2021, 11:34
jokowi, covid-19, daerah, tni, polri
ANTARA FOTO/BPMI Setpres/Lukas/Handout/wsj.
Presiden Joko Widodo (kanan) di Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) Tahun 2021 di Istana Negara, Jakarta, Selasa (4/5/2021). Dalam arahan kepada Forkopimda Riau, Rabu (19/5), Jokowi mengatakan ada kepala daerah yang tidak mengetahui data penyebaran Covid-19 di wilayahnya.

Presiden Joko Widodo masih menyoroti penyebaran Covid-19 di daerah. Ia pun mengaku heran lantaran masih ada kepala daerah yang tidak tahu data virus corona di daerahnya sendiri.

Jokowi lalu mempertanyakan bagaimana upaya kepala daerah itu dalam menyelesaikan Covid-19 bila tidak mengetahui data. Ia juga memperingatkan Panglima Daerah Militer (Pangdam) dan Kepala Polisi Daerah (Kapolda) untuk ikut mengetahui data corona di wilayahnya.

"Saya datang ke daerah. Saya tanya (data Covid-19), (kepala daerah itu jawab) nggak tahu," kata Jokowi saat memberi pengarahan kepada Forum Pimpinan Kepala Daerah di seluruh Provinsi Riau, Pekanbaru, Rabu (19/5).

Meski tak membuka nama, Jokowi memastikan kepala daerah tersebut buka dari wilayah Sumatera. Kepala Negara mengatakan dirinya terus memantau data perkembangan Covid-19. "Data itu selalu setiap hari menjadi makanan sehari-hari saya," ujar dia.

Jokowi juga kerap memantau perkembangan kasus virus corona di tingkat nasional, provinsi, hingga kabupaten/kota. Dari data tersebut, ia melihat adanya lonjakan kasus Covid-19 di Riau.

Pada Maret, kasus aktif di Riau mencapai 1.302 kasus. Selanjutnya, ada tren peningkatan kasus di Riau pada April dan 18 Mei masing-masing sebesar 4.865 dan 4.170 kasus.

Presiden mengatakan, peningkatan kasus terjadi karena tingginya interaksi masyarakat di Dumai. "Karena kota pelabuhan, interaksi antar masyarakat di sana yang tinggi," katanya.

Ia pun memerintahkan kepala daerah untuk memerhatikan tren peningkatan kasus tersebut. Tak hanya itu, Menteri Kesehatan juga diminta mengawasi program vaksinasi di wilayah Dumai.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga meminta kepala daerah agar menggelar tes Covid-19 lebih kencang. Ia bahkan menyoroti adanya daerah yang sengaja memperkecil tes Covid-19 agar menjadi wilayah berzona hijau.

Budi pun mengingatkan pemerintah daerah terkait bahaya ledakan virus corona. Apalagi saat ini muncul varian baru Covid-19 yang realtif lebih menular dan telah masuk Indonesia.

"Banyak Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) inginnya hijau. Testing-nya jadi sedikit. Itu bisa meledak. Apalagi dengan adanya virus baru," kata Budi, Selasa (18/5).

Ia juga telah menyampaikan pesan kepada Jokowi, Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) Airlangga Hartarto, dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo untuk tidak menegur wilayah dengan kasus Covid-19 yang tinggi.

Sebaliknya, teguran perlu diberikan kepada daerah yang memiliki angka rasio positif yang tinggi lantaran tingkat pengetesannya rendah. Angka pengujian yang rendah bisa memicu banyaknya orang yang sakit namun tidak terdeteksi.

Reporter: Rizky Alika

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...