Kisah Pesawat dan Kapal asal India serta Masuknya Varian Delta ke RI

Sorta Tobing
12 Juli 2021, 14:03
varian delta, covid-19, india, indonesia, virus corona
ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/wsj.
Petugas medis melakukan perawatan pasien di tenda barak yang dijadikan ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sardjito, Sleman, DI Yogyakarta, Minggu (4/7).

Pada saat itu, banyak negara memutuskan tidak menerima penerbangan atau pelancong dari India untuk sementara. Termasuk dalam daftar ini adalah Uni Eropa, Amerika Serikat, Australia, Singapura, dan Thailand.

Indonesia melakukan langkah serupa pada 25 April 2021. Khusus warga negara Indonesia atau WNI yang tinggal atau mengunjungi India dalam kurun waktu 14 hari dan ingin kembali ke negara ini tetap dapat masuk dengan protokol kesehatan yang ketat. 

Keputusan itu muncul usai kedatangan satu pesawat sewa atau charter flight dari India masuk ke Indonesia. Di dalamnya berisi 129 warga negara asing (WNA). 

Dalam catatan Katadata.co.id, ada 12 penumpang terkonfirmasi positif Covid-19. Pesawat itu datang dari Chennai ke Bandar Udara Soekarno Hatta menggunakan maskapai AirAsia dengan kode penerbangan QZ-988.

Sebelum kejadian ini, ramai pula berita di media soal banyaknya WNA India yang masuk ke Indonesia, terutama melalui perjalanan udara. Kepala Sub-Direktorat Karantina Kesehatan Ditjen P2P Kemenkes Dokter Benget membenarkan hal tersebut. “Kemarin sudah banyak warga India masuk ke Indonesia, banyak sekali,” katanya di Pekanbaru pada 22 April 2021.

Lalu, pada Mei 2021, Riau sempat masuk tiga besar penyumbang tambahan kasus baru Covid-19 di Indonesia. Kondisi ini tak pernah terjadi sebelumnya karena selalu didominasi wilayah Jawa.

Lonjakan kasus terjadi setelah Satuan Tugas Penanggulangan Covid-19 di Riau menemukan warga negara India yang positif virus corona. Pada 27 April 2021, sebuah kapal pengangkut minyak kelapa sawit atau CPO dari India bersandar di Pelabuhan Dumai. Kru kapal ini terdiri dari satu orang kapten dan 22 Anak buah kapal atau ABK.

Beberapa hari kemudian, kapten kapal menunjukkan gejala demam dan sesak napas. Setelah dites, kapten dan empat ABK positif Covid-19. Mereka menunjukkan gejala sedang dan berat sehingga mendapat perawatan khusus di Pekanbaru. 

Sebulan setelah kejadian-kejadian tersebut, gelombang kedua virus corona melanda Indonesia. Varian baru ditemukan di Jakarta dan Kudus, Jawa Tengah, dua lokasi lonjakan kasus bermula.  

Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Masdalina Pane menyebut, varian Delta menjadi penyebab kenaikan kasus.  Dalam prediksinya, Jakarta akan mengalami kenaikan kasus 400%, Depok 305%, Bekasi 500%, Jawa Tengah 898%, dan Jawa Barat 104%.

Lonjakan tersebut terjadi bukan karena dampak mudik Lebaran 2021. “Tapi karena kegagalan cegah-tangkal, yang berakibat masuknya varian baru ke Indonesia,” katanya pada Juni lalu. 

Ia menyebutnya kebobolan. Banyak orang masuk ke Indonesia dari luar negeri dengan ketentuan hanya lima hari karantina. “Padahal, seharusnya 14 hari berdasarkan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO),” ujar Masdalina. 

Halaman:

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...