Tentang Jalur Daendels, Jalan Pos Anyer-Panarukan dan Sejarah Kelamnya

Sorta Tobing
5 Agustus 2021, 09:00
jalur daendels, jalan raya pos, jalan raya pos anyer-panarukan
ANTARA FOTO/PUSPA PERWITASARI
Pemudik yang melintasi jalur Daendels dapat beristirahat dengan memanfaatkan rest area yang tersedia di sepanjang jalur tersebut, seperti Masjid At-Taqwa Grabag, Desa Munggangsari, Purworejo, Jawa Tengah.

Anak dari Burchard Johan Daendels dan Josina Christina Tulleken ini pernah menimba ilmu di Universitas Harderwijk, Belanda dan memperoleh gelar doktor pada 10 april 1783.

Kemudian, ia melanjutkan kariernya sebagai seorang politikus Belanda. Daendels pertama kali tiba di Batavia pada 5 Januari 1808. Atas rekomendasi Kaisar Prancis Napoleon Bonaparte, ia ditetapkan sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda untuk memperkuat pertahanan Belanda di Jawa. Belanda kala itu berada di bawah kekuasaan Kekaisaran Prancis. 

Dari Mana Inspirasi Daendels?

Saat pertama kali menjabat sebagai gubernur, ada dua tugas yang diembannya. Keduanya adalah melindungi Pulau Jawa dari serangan Inggris dan membenahi sistem administrasi pemerintahan.

Ketika itu, menurut dia, Jawa adalah satu-satunya daerah yang masih bisa dipertahankan. Titah tersebut yang menginspirasi Daendels membangun jalan yang membentang luas di Pulau Jawa.

Daendels menyoroti minimnya infrastruktur khususnya jalan untuk pergerakan tentara. Ia membandingkan kerusakan infrastruktur jalan di Jawa dengan kokohnya infrastruktur di jalan Paris-Amsterdam.

Hal tersebut menginspirasi Daendels untuk memperbaiki jalan di Jawa. Ia lalu mengumpulkan 38 pejabat daerah setingkat bupati di Pulau Jawa, untuk bersama melakukan pembenahan jalan dengan sistem kerja upah.

Apa Pencapaian Setelah Jalan Dibangun?

Setelah pembangunan jalan Anyer-Panarukan selesai, perjalanan dapat ditempuh lebih cepat dan tanpa kesulitan. “Sejak dapat dipergunakan pada 1809, (jalan tersebut) telah menjadi infrastruktur penting, dan untuk selamanya,” tulis Pram dalam Jalan Raya Pos, Jalan Daendels.

Kemudian, Daendels mengeluarkan tiga peraturan terkait dengan pengaturan dan pengelolaan jalan raya ini. Peraturan pertama dikeluarkan pada 12 Desember 1809. Isinya terkait aturan umum pemanfaatan jalan raya, pengaturan pos surat dan pengelolaannya, penginapan dan segala sesuatu yang berhubungan dengan kereta pos, komisaris pos, dinas pos dan jalan.

Peraturan kedua, keluar pada 16 Mei 1810, tentang penyempurnaan jalan pos dan pengaturan tenaga pengangkut pos beserta gerobaknya. Peraturan ketiga, pada 21 November 1810, tentang penggunaan pedati atau kereta kerbau, baik untuk pengangkutan barang milik pemerintah maupun swasta dari Jakarta, Priangan, Cirebon, sampai Surabaya.

Kendati tujuan awalnya terutama untuk kepentingan ekonomi, jalan ini kemudian digunakan untuk distribusi surat menyurat. Daendels kemudian membentuk Dinas Pos pada 3 Agustus 1808.

Dinas Pos berada di bawah Komisaris Urusan Jalan Raya dan Pos yang dipimpin oleh Van Breeuchem. Tugasnya mengoordinasikan pelayanan komunikasi dalam bentuk pengiriman paket pos dan bertanggungjawab atas perbaikan dan perawatan jalan, serta fasilitas yang berkaitan dengan pos. 

Perusahaan kemudian mengangkat petugas administratif dibantu petugas pribumi. Dinas Pos dibagi ke dalam empat distrik sekaligus sebagai kantor pos besar: Banten, Batavia, Semarang dan Surabaya. Kantor pos besar tersebut menampung paket dan surat dari sekitar 47 kantor pos lokal.

Penyumbang bahan: Alfida Febrianna (Magang)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...