Sejarah Gerakan Pramuka Indonesia yang Ada Sejak Zaman Hindia Belanda

Image title
7 Desember 2021, 13:28
Asisten Teritorial Panglima TNI Mayjen TNI Madsuni (kiri) menyapa peserta saat pembukaan pelatihan, di Wiladatika, Cibubur, Jakarta Timur, Senin (16/11/2020). Kegiatan tersebut dalam rangka Pelatihan Instruktur Gerakan Pramuka Indonesia Trisaka TNI tahun
ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/hp.
Asisten Teritorial Panglima TNI Mayjen TNI Madsuni (kiri) menyapa peserta saat pembukaan pelatihan, di Wiladatika, Cibubur, Jakarta Timur, Senin (16/11/2020). Kegiatan tersebut dalam rangka Pelatihan Instruktur Pramuka Trisaka TNI tahun angkatan 2020.

Respon para pemuda nusantara terhadap gerakan kepanduan semakin masif. Hal itu dapat dilihat dalam kurun waktu tahun 1928–1935 bermunculan gerakan kepanduan Indonesia baik yang bernapas utama kebangsaan maupun bernapas agama.

Adapun kepanduan yang bernapas kebangsaan dapat dicatat Pandu Indonesia (PI), Padvinders Organisatie Pasundan (POP), Pandu Kesultanan (PK), Sinar Pandu Kita (SPK) dan Kepanduan Rakyat Indonesia (KRI). Sedangkan yang bernapas agama El-Hilaal, Pandu Ansor, Al Wathoni, Hizbul Wathan, Kepanduan Islam Indonesia (KII), Islamitische Padvinders Organisatie (IPO), Tri Darma (Kristen), Kepanduan Asas Katolik Indonesia (KAKI), Kepanduan Masehi Indonesia (KMI).

Melihat banyaknya organisasi kepanduan, maka muncullah inisiatif untuk menyatukan seluruh organisasi dengan wadah Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia BPPKI merencanakan "All Indonesian Jamboree". Rencana ini mengalami beberapa perubahan baik dalam waktu pelaksanaan maupun nama kegiatan, yang kemudian disepakati diganti dengan "Perkemahan Kepanduan Indonesia Oemoem" disingkat PERKINO dan dilaksanakan pada tanggal 19–23 Juli 1941 di Yogyakarta.

Peran organisasi kepanduan ini sangat besar terhadap proses kemerdekaan Indonesia. Hingga pasca 17 Agustus 1945, banyak organisasi kepanduan yang juga ikut berjuang mempertahankan kemerdekaan dengan berjuang baik ikut mengangkat senjata dan dengan ide perjuangan lainnya.

Hingga puncaknya pada 5 April 1961, melalui Keputusan Presiden RI Nomor 112 Tahun 1961 tentang Pembantu Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka, dan dibentuklah susunan keanggotaan yang terdiri atas Sri Sultan (Hamengku Buwono IX), Prof. Prijono, Dr. A. Azis Saleh, Achmadi dan Muljadi Djojo Martono (Menteri Sosial).

Dari surat itulah lahir Gerakan Pramuka yang masuk dalam kegiatan ekstrakurikuler sekolah di Indonesia. Kepengurusannya dikelola oleh Kwartir Nasional, Kwartir Daerah, Kwartir Cabang, dan Kwartir Ranting yang dipilih secara musyawarah.

Perkembangan Gerakan Pramuka Indonesia

Dalam perkembangan setelah dikeluarkan Keputusan Presiden tersebut, Gerakan Pramuka secara resmi diperkenalkan kepada seluruh rakyat Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1961 bukan saja di Ibu kota Jakarta, tetapi juga di tempat yang penting di Indonesia. Di Jakarta sekitar 10.000 anggota Gerakan Pramuka mengadakan Apel Besar yang diikuti dengan pawai pembangunan dan defile di depan Presiden dan berkeliling Jakarta.

Sebelum kegiatan pawai/defile, Presiden melantik anggota Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari, di Istana negara, dan menyampaikan anugerah tanda penghargaan dan kehormatan berupa Panji Gerakan Kepanduan Nasional Indonesia (Keppres No.448 Tahun 1961) yang diterimakan kepada Ketua Kwartir Nasional, Sri Sultan Hamengku Buwono IX sesaat sebelum pawai/defile dimulai.

Oleh karenanya, sebagai bentuk penghargaan yang bermula pada peristiwa perkenalan tanggal 14 Agustus 1961 ini kemudian dilakukan sebagai Hari Pramuka yang setiap tahun diperingati oleh seluruh jajaran dan anggota Gerakan Pramuka.

Halaman:
Editor: Safrezi
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...