Jumlah Tes Covid-19 Tembus 1,46 Juta Orang Sepekan, Dipicu Dua Faktor

Image title
Oleh Maesaroh
12 Desember 2021, 12:54
covid-19, tes Covid-19, pandemi
ANTARA FOTO/Arnas Padda/yu/hp.
Siswa sekolah dasar (SD) menjalani tes cepat antigen sebelum mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) di SD Negeri Sudirman II di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (4/11/2021).

Jumlah tes Covid-19 selalu menembus 200 ribu orang per hari dalam sepekan terakhir. Total orang yang diperiksa bahkan mencapai 1,46 juta orang dalam sepekan, angka tertinggi sepanjang pandemi melanda Indonesia.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, jumlah orang yang dites Covid-19 pada hari Senin-Sabtu (6-11) berturut-turut adalah 200.460 orang, lalu 281.032 orang, kemudian 282.985 orang, selanjutnya 267.119 orang, berikutnya 228.725 orang, dan 205.447 orang.

Jadi, total yang menjalani tes Covid-19 sebanyak 1.465.768 orang. Tes tersebut meliputi Rapid Antigen dan PCR (polymerase chain reaction).

Sepanjang sepekan ini, jumlah tes harian memang belum ada yang melebihi rekor sebelumnya yakni  293.454 orang yang tercatat pada 17 September 2021.

Namun, jumlah tes di atas 200 ribu orang per hari selama berhari berturut-turut tidak tercatat pada pekan-pekan sebelumnya.

Sepanjang pandemi Maret 2020 hingga 5 Desember 2021, Indonesia baru lima kali mencatat tes harian di atas 200 ribu orang per hari.

Berdasarkan catatan Kementerian Kesehatan, tes harian menembus 200 ribu orang pertama kali tercatat pada 22 Juli 2021 (228.702). Pada tanggal 23 Juli 2021, jumlah tes juga melebihi 200 ribu orang (202.385).

Setelah itu hanya tiga kali tes harian menembus angka 200 ribu orang lebih yakni pada 17 September (293.454), 24 November (200.412)  dan 30 November (200.899).

Juru Bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan tingginya angka pengetesan pada sepekan terakhir didorong dua hal. 

Pertama, pemerintah menaikkan jumlah testing dan pelacakan (tracing) sebagai persiapan libur Natal Tahun 2021 dan Tahun Baru 2022.

Kedua, banyaknya pertemuan offline yang diselenggarakan instansi, perjalanan dinas, serta pembelajaran tatap muka.

Aktivitas tersebut mewajibkan adanya tes Covid-19 sebagai bentuk pencegahan penyebaran Covid-19.

"Yang pasti testing banyak dilakukan. Karena pelaku perjalanan dan pembelajaran tatap muka. Sejak aktivitas mulai relaksasi. Testing akan meningkat," tutur Siti Nadia kepada Katadata.co.id, Minggu (12/12).

Dia menambahkan jumlah tes masih akan tinggi sejalan dengan langkah pemerintah meningkatkan upaya tracing.

"Kita tetap pertahankan testing 3/1000 per minggu tetap dipertahankan di atas target WHO (Badan Organisasi Dunia),"tambahnya.

Senada dengan Nadia, Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Penanganan Covid-19 Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Alexander K. Ginting mengatakan pemerintah memang meningkatkan  pelacakan sesuai dengan Instruksi Menteri Dalam Negeri No 63 dan 65 Tahun 2021.

Dalam aturan tersebut disebutkan tracing perlu dilakukan sampai mencapai lebih dari 15 kontak erat per kasus konfirmasi.

Tracing per 1.000 penduduk juga dinaikkan berdasarkan tingkat positif harian wilayah setempat.

"Yang diminta (dinaikkan) itu testing dalam rangka contact tracing," ujarnya kepada Katadata.co.id, Minggu (12/12).

Dengan melihat komponen Rapid Anti-gen yang sangat tinggi maka bisa disimpulkan bahwa banyaknya jumlah tes Covid juga berkaitan dengan meningkatnya acara pertemuan dan perjalanan.

"Tapi komponen Rapid yang paling tinggi ( skrining ) artinya perjalanan , acara acara offline dan seterusnya," tutur Alexander.

Seperti diketahui, perjalanan semua moda transportasi antar wilayah kini diharuskan menyertakan tes Covid-19, minimal Rapid Anti-gen.

Dalam catatan Kementerian Kesehatan, hampir 90% tes Covid-19 yang dilakukan merupakan Rapid Anti-gen dan sisanya PCR.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...