Contoh Puisi Bebas dan Cara Membacanya
untuk selalu kita jaga
***
Contoh Puisi Bebas (2)
“Andaikan Aku”
Karya: Pelangi Senja
Andaikan aku sang camar
Hinggap tak kenal dahan
Andaikan aku sang bunga
Tersenyum indah saat mentari dan hujan tiba
Andai aku sang apus
Mengepakan sirip, tangguh dan disegani
Andaikan aku sang kupu-kupu
Sayap melentik indah
Menebar senyum saat semi tiba
Dipuja keelokannya, meliuk indah
Disambut ramah oleh bunga
Andai akulah semut
Walau terinjak banyaklah kawan yang sudi mengangkat
Tapi, aku hanyalah binatang
Termaram tanpa sinar karena mendung hitam
Aku hanyalah sebatang pohon mangga
Terpaksa bertahan tegap
Meski benalu kian merajam
Dan akulah sang merpati
Namun dalam bui, tak kenal negeri
Akulah kursi kayu tua
Keropos dan akan menjadi bara
Dalam tungku-tungku mereka
***
Pembacaan Puisi
Penguasaan faktor kebahasaan dan nonkebahasaan dengan baik akan memudahkan kegiatan pembacaan puisi. Faktor tersebut adalah sebagai berikut:
Lafal atau pelafalan
Merujuk pada usaha atau cara pengucapaan bunyi bahasa, baik suku kata, kata, frasa, maupun kalimat sesuai dengan jiwa dan tema puisi. Nilai keindahan suatu kata terlihat dari dua hal, yaitu keindahan bunyinya dan keindahan maknanya.
Kata yang memiliki sifat keindahan disebut efoni. Kata yang berbunyi indah sebetulnya ditentukan oleh bentuk bunyi vokal dan konsonannya serta susunan bunyi vokal dan konsonannya. Bunyi vokal ialah bunyi bahasa yang dihasilkan oleh getaran pita suara tanpa penyempitan dalam saluran suara pada bagian tenggorokan yang berisi pita suara. Sedangkan, bunyi konsonan adalah bunyi bahasa yang dihasilkan dengan menghambat aliran udara pada saluran suara di atas celah di antara kedua selaput suara.
Intonasi
Intonasi dalam pembacaan puisi menyangkut ketepatan penyajian tinggi rendah irama puisi. Irama dapat diperoleh dengan memerhatikan jenis-jenis tekanan, yaitu tekanan dinamik, tekanan nada, dan tekanan tempo.
Tekanan dinamik ialah tekanan pada kata yang terpenting menjadi sari kalimat atau bait puisi. Tekanan nada ialah tekanan tinggi rendah, perasaan girang, gembira, marah, keheranan sering menaikan suara sedang perasaan sedih dengan merendahkan suara.
Sementara itu, tekanan tempo ialah cepat lambatnya pengucapan suku kata atau kalimat. Baik lafal atau pelafalan maupun intonasi dengan bermacam-macam tekananya, termasuk faktor kebahasaan yang harus dikuasai dalam pembuatan puisi.
Ekspresi
Ekspresi juga merupakan faktor nonkebahasaan yang harus dikuasai atau dimiliki oleh pembaca puisi. Faktor ini meliputi sikap, gerak-gerik dan mimik, volume suara, kelancaran, serta kecepatan.