Pertempuran Surabaya, Sejarah Kepahlawanan Rakyat Indonesia

Siti Nur Aeni
22 Maret 2022, 10:29
Ilustrasi, mobil Buick Brigadir Jenderal Mallaby yang meledak di dekat Gedung Internatio dan Jembatan Merah Surabaya. Kematian Mallaby memicu pertempuran Surabaya, yang berlangsung selama tiga minggu.
id.wikipedia.org
Ilustrasi, mobil Buick Brigadir Jenderal Mallaby yang meledak di dekat Gedung Internatio dan Jembatan Merah Surabaya. Kematian Mallaby memicu pertempuran Surabaya, yang berlangsung selama tiga minggu.

Adapun tokoh Indonesia yang mengambil peran dalam pertempuran ini antara lain; Sutomo, K.H. Hasyim Asyari, dan Wahab Hasbullah.

Dampak Pertempuran Surabaya

Pertempuran Surabaya yang terjadi  selama tiga minggu, menimbulkan dampak bagi bangsa Indonesia. Seperti pertempuran pada umumnya, peristiwa 10 November 1945 juga menimbulkan korban jiwa.

Mengutip dari tirto.id, peristiwa bersejarah ini memakan korban jiwa di pihak Indonesia sebanyak 6 ribu hingga 16 ribu. Sementara, dari pihak sekutu korban jiwa diperkirakan mencapai 600 hingga 2.000. Adanya pertempuran ini juga menyebabkan banyak warga sipil di Surabaya akhirnya mengungsi ke daerah lain yang lebih aman.

Sementara itu dalam Jurnal Inovasi Penelitian 2(7), disebutkan bahwa, walaupun pasukan Indonesia kalah dalam bidang kemiliteran, namun secara moral bangsa Indonesia mengalami kemenangan. Hal ini dibuktikan dengan semangat perjuangan yang terus berkobar.

Pertempuran Surabaya juga diketahui mempengaruhi daerah-daerah lain di Indonesia. Di beberapa wilayah Jawa, tentara Inggris harus menghadapi perlawanan-perlawanan yang tidak kalah sengit dari perlawanan masyarakat Surabaya.

Karakteristik Semesta pada Pertempuran Surabaya

Menurut penjelasan di Jurnal Inovasi Penelitian 2(7), Pertempuran Surabaya dilakukan berdasarkan unsur perang semesta. Perlu dipahami bahwa perang semesta merupakan upaya untuk mempertahankan kepentingan nasional dari semua ancaman dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki.

Perang semesta lahir dari keterbatasan yang dimiliki bangsa Indonesia dalam menghadapi penjajah, baik kekurangan material atau sumber daya manusia. Dalam melakukan perang semesta dibutuhkan national intention (tujuan nasional) yang diperoleh dari national commitment (kesepakatan nasional).

Pada Pertempuran Surabaya ini jelas tersampaikan national intention yang dimiliki yaitu keinginan masyarakat Indonesia dari seluruh suku, agama, dan ras di Surabaya untuk merdeka dan mengusir sekutu.

Sedangkan unsur national commitment dalam pertempuran ini yaitu semangat juang, saling bahu membahu untuk ikut berperang dengan persenjataan yang seadanya, dan berjuang dengan cara mendukung rakyat yang perang.

Karakteristik perang semesta dalam Pertempuran Surabaya dari segi teknis juga perlu diperhatikan. Kemenangan pertama yang diperoleh rakyat Surabaya di hari pertama bukan karena kemahiran strategi dan siasat perang. Melainkan, perlawanan yang dilakukan belum pernah diajarkan dalam strategi perang di bangku pendidikan, sehingga musuh mudah dihalau ke daerah pelabuhan.

Selain itu, pergerakan secara klandestin juga termasuk kunci perang gerilya dalam Pertempuran Surabaya. Mengingat terbatas dan tertinggalnya teknologi serta sumber daya yang dimiliki bangsa Indonesia pada saat itu. Maka dari itu, menghindari perang terbuka merupakan solusi terbaik bagi bangsa Indonesia. Terlebih, masyarakat Indonesia juga unggul dalam penguasaan denah wilayah.

Halaman:
Editor: Agung
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...