Jepang Beri Utang Indonesia untuk Lanjutkan Proyek Pelabuhan Patimban
Pemerintah Jepang sepakat untuk memberikan tambahan pinjaman untuk melanjutkan pembangunan Pelabuhan Patimban di Jawa Barat. Selain itu mereka juga berjanji untuk mengembangkan proyek lanjutan Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta.
Hal ini disampaikan Perdana Menteri Fumio Kishida saat menggelar konferensi pers bersama Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Bogor, Jumat (29/4). Meski demikian, Kishida tak menjelaskan berapa besaran tambahan pinjaman tersebut.
"Telah diputuskan secara resmi memberikan pinjaman tambahan untuk memperluas Pelabuhan Patimban," kata Kishida di Istana Kepresidenan, Bogor, (29/4) dikutip dari Antara.
Adapun pembangunan MRT Jakarta dilakukan untuk mendukung DKI sebagai kota pintar. Selain itu ia juga membuka kemungkinan kerja sama di bidang lainnya. "Pembangunan pulau terpencil dan sebagainya," katanya.
Selain itu Jepang juga akan membantu transisi energi di Indonesia. Hal tersebut penting mengingat Indonesia juga telah menetapkan transisi energi sebagai salah satu prioritas dalam Presidensi G20.
"Bersama Indonesia, kami mendorong konsep komoditas nol emisi di Asia yang saya prakarsai," ujarnya.
Tak hanya itu, Jepang juga akan menghibahkan kapal patroli bagi Indonesia. Nantinya kapal tersebut akan digunakan Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI untuk menjaga keamanan wilayah perairan.
Pelabuhan yang dibangun dengan menghabiskan dana sekitar Rp 43 triliun ini sudah memulai operasi pada pertengahan Desember 2021 lalu. Di dalam area pelabuhan terdapat fasilitas pelabuhan, seperti dermaga peti kemas (421,025m x 34,2m), dermaga kendaraan (308,6m x 33m), dan perpanjangan trestle (333,1m).
Selain itu ada pula lapangan penyimpanan kendaraan (kapasitas 218.000 CBU), lapangan penumpukan peti kemas (kapasitas 250.000 TEUs), area reklamasi (60 Ha), pengerukan kolam (-10 m), jalan pelabuhan, dan gedung administrasi.
Pembangunan Pelabuhan ini berlangsung dalam empat tahap. Tahap pertama seluas 25 hektare terdiri dari terminal kargo, terminal kendaraan, dinding laut, dan jalan akses. Tahap dua akan dikerjakan hingga 2024 dengan tambahan terminal yang dapat menampung 600 mobil completely built unit (CBU).
Tahap ketiga yakni 2024 hingga 2025 adalah perluasan terminal peti kemas hingga 5,5 juta TEUs. Sedangkan tahap terakhir akan selesai tahun 2027 dan menampung container sebesar 7,5 juta TEUs.