Turunnya Permukaan Tanah Jadi Biang Keladi Banjir Rob Pantura Jateng

Muhamad Fajar Riyandanu
31 Mei 2022, 17:21
banjir rob, penyebab banjir rob, banjir rob semarang
ANTARA FOTO/Aji Styawan/rwa.
Sejumlah karyawan kawasan industri pelabuhan berjalan menerobos banjir limpasan air laut ke daratan atau rob seusai membersihkan pabrik mereka di kawasan industri Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Jawa Tengah, Jumat (27/5/2022).

Badan Geologi Kementerian ESDM mengatakan banjir rob yang terjadi di kawasan Pantai Utara (Pantura) Jawa Tengah (Jateng) disebabkan oleh penurunan muka tanah akibat pengambilan air tanah berlebihan dan pengaruh karakteristik tanah lunak di kawasan pesisir.

Plt. Kepala Balai Besar Survei dan Pemetaan Geologi Kelautan, Ediar Usman, menyampaikan wilayah Pantura Jateng seperti Pekalongan, Semarang, dan Demak, tersusun dari tanah sedimentasi yang belum terkonsolidasi dengan baik sehingga sangat memungkinkan terjadi pemadatan atau penurunan muka.

“Banjir yang terjadi saat itu bukan hanya meredam kawasan pantai, akan tetapi sudah masuk ke kawasan pemukiman yang padat penduduk seperti Kelurahan Bandaharjo dan Pelabuhan Tanjung Mas yang menggenangi bangunan tinggi,“ ujarnya melalui konferensi pers daring, Selasa (31/5).

Dia menambahkan bahwa penurunan muka tanah lebih cepat di kawasan permukiman karena ada beban bangunan di atasnya, kemudian terjadi pemadatan tanah yang lebih cepat.

Selain faktor penurunan tanah, banjir rob setinggi 30-150 cm di Pelabuhan Tanjung Emas Kota Semarang juga disebabkan oleh adanya pasang air laut dan gelombang tinggi.

Ediar menyampaikan, guna meminimalisir kejadian serupa, perlu adanya perhatian khusus pada praktik-praktik pembangunan di wilayah-wilayah yang tanahnya belum terpadatkan seperti wilayah bekas rawa-rawa.

“Dan penataan lingkungan seperti bangun drainase agar bisa mengimbangi potensi pasang dan musim hujan yang meningkatkan potensi genangan,” sambung Ediar.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Pusat Air Tanah dan Geologi Tata Lingkungan, Rita Susilawati, mengatakan posisi air laut di wilayah Pantura Jateng sudah mendekati tanggul. Senada, ia menyebut banjir tob disebabkan faktor kombinasi seperti naiknya permukaan laut akibat perubahan iklim dan penurunan muka tanah.

Adapun faktor lain yang berhubungan dengan aktivitas manusia adalah pembangunan infrastruktur yang melebihi daya dukung pondasi tanah dan pengambilan air tanah secara berlebihan. Menurutnya, faktor yang disebutkan terakhir masih membutuhkan studi komprehensif.

“Ini ancaman di kota-kota besar. Kalau penurunan tanah lunak ini terjadi di bibir pantai maka akan terjadi rob seperti di Jawa Pantura. Di Semarang, Pekalongan, Demak itu disusun oleh endapan aluvial dan endapan kipas aluvial. Seperti endapan danau, endapan gambut,” ujar Rita.

Sebelumnya tingginya muka air laut yang mencapai +210 sentimeter mdpl (meter di atas permukaan laut) mengakibatkan sebagian wilayah Jateng bagian utara terdampak banjir rob, seperti Kota Semarang, Kota/Kabupaten Pekalongan, dan Kabupaten Demak.

Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan sekaligus Juru Bicara Kementerian PUPR Endra S. Atmawidjaja mengatakan bahwa pasang air laut +210 cm mdpl dapat disebut ekstrim bila dibandingkan catatan pasang surut 5 tahun terakhir.

“Pada periode 2017 - 2021 muka air pasang tertinggi berada di kisaran +180 cm mdpl,” ujarnya melalui siaran pers, Selasa (24/5).

Berdasarkan data sementara BBWS Pemali Juana, Ditjen Sumber Daya Air, Kementerian PUPR, banjir rob mengakibatkan tergenangnya Pelabuhan Tanjung Emas Kota Semarang sekitar 30-150 cm, meluapnya Sungai Meduri yang melintas di Kabupaten/Kota Pekalongan hingga menggenangi beberapa permukiman warga dan jalan di Desa Tegal Dowo, Pasir Sari, Karang Jompo, Pacar, Samborejo, Meduri, Pulosari, dan Mulyorejo.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...