Contoh Sampah Organik, Manfaat dan Pengelolaannya

Image title
11 Oktober 2022, 05:47
Ilustrasi, contoh pengelolaan sampah organik. Contoh sampah organik adalah sisa-sisa makanan, tepung, sayuran, kulit buah, daun, dan ranting. Sampah organik dapat diolah menjadi kompos sehingga bisa membuat tanah menjadi lebih subur.
Pexels/SHVETS production
Ilustrasi, contoh pengelolaan sampah organik

Fungsi pupuk kompos pada media organik adalah memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan daya tahan serta daya serap air, memperbaiki drainase dan pori-pori dalam tanah, serta menambah dan memperkuat daya ikat agregat (zat hara) pada tanah berpasir.

Adapun manfaat dari kompos adalah:

  • Memperbaiki struktur tanah.
  • Sebagai bahan baku pupuk organik.
  • Sebagai media remediasi tanah yang tercemar (pemulih tanah akibat pencemaran bahan kimia yang toxic terhadap mikroba tanah).
  • Meningkatkan oksigen dalam tanah.
  • Menjaga kesuburan tanah.
  • Mengurangi kebutuhan pupuk anorganik.

Manfaat Sampah Organik

Manfaat sampah organik yaitu:

  1. Menghemat biaya pemakaian lahan tempat pembuangan akhir (TPA) lebih dari 50%, karena seluruh sampah organik diolah lagi dan dimanfaatkan untuk kebutuhan pertanian dalam skala luas.
  2. Pengolahan sampah organik tidak mencemari lingkungan, sehingga polusi air, tanah dan udara dapat berkurang.
  3. Sampah organik yang diolah secara baik dapat memberikan sumber pendapatan dan lapangan pekerjaan untuk industri pupuk organik.
  4. TPA dapat dijadikan tempat sekolah lapang yaitu mempelajari bagaimana cara mengelola sampah yang baik.
  5. Secara keseluruhan bahan organik memiliki potensi yang lengkap untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
  6. Manfaat sampah organik secara fisik memperbaiki struktur dan meningkatkan kapasitas tanah menyimpan air. Sedangkan secara kimiawi meningkatkan daya sangga tanah terhadap perubahan pH, meningkatkan kapasitas tukar kation, menurunkan fiksasi P dan sebagai reservoir unsur hara sekunder dan unsur mikro.
  7. Manfaat sampah organik secara biologi yaitu menjadi sumber energi bagi mikroorganisme tanah yang berperan penting dalam proses dekomposisi dan pelepasan unsur hara dalam ekosistem tanah.

Penjelasan manfaat tersebut bersumber dari Agroinovasi Edisi 3-9 Agustus 2011 No.3417 Tahun XLI.

Pengelolaan Sampah Organik

Pengelolaan sampah organik dilakukan dengan cara berikut:

  1. Menimbang pupuk kandang sebanyak 30 kg kemudian disiramkan ke bahan sampah sebanyak 280-300 kg atau  4-5 gerobak sampah.
  2. Menimbang dedak sebanyak 5 kg kemudian disiramkan ke bahan sampah sebanyak 280-300 kg atau 4-5 gerobak sampah.
  3. Mencampurkan tetes (molasses) sebanyak 1 liter dan melarutkan Aktivator/Dekomposer EM-4 sebanyak 400 ml atau Promi sebanyak 300 gram ke dalam 6 liter air bersih, diaduk sampai rata, disiramkan pada sampah yang sudah dipilah dengan kapasitas 280-300 kg atau 4-5 gerobak sampah.
  4. Pencetakan, sampah diaduk sampai rata baru dicetak pada pencetak yang telah disediakan sesuai kebutuhan (ukuran cetakan ± 180 x 120 x 60 cm), kemudian diinjak - injak.
  5. Selanjutnya, diberi pipa PVC atau bambu, dan diberi lubang sebagai rongga udara.
  6. Pengukuran suhu dilakukan setiap hari dengan menggunakan termometer alkohol selama ± 1-2 menit yang ditancapkan pada sampah yang telah dicetak dengan suhu sesuai ketentuan, hari ke -3 pertama ukuran suhu (<50°C) tumpukan dibalik dan disiram, hari ke-6 ukuran suhu (< 50°C) tumpukan dibalik dan disiram, hari ke-9 kuran suhu (< 50°C) tumpukan dibalik dan disiram, hari ke-13 masuk pematangan kompos ukuran suhu (<50°C) tumpukan dibalik dan disiram, hari ke-16 masuk pematangan kompos ukuran suhu (<50°C) tumpukan dibalik, hari ke-19 masuk pematangan kompos ukuran suhu (<50°C) tumpukan dibalik. Proses pematangan sesuai pelaksanaan di lapangan yaitu 22-28 hari atau sebagai lanjutan pelaksanaan proses pelapukan dan pematangan lanjutan dengan ukuran suhu (<50°C/55°C), dibalik tanpa disiram.
  7. Hari ke-21 sampai hari ke-28 pendinginan dilanjutkan dengan penghamparan sampai pupuk benar-benar kering.
  8. Setelah sampah kering dilanjutkan dengan pengayakan untuk menghasilkan kompos halus.
  9. Pengemasan dalam kantong plastik.

Penjelasan pengelolaan sampah organik tersebut bersumber dari Agroinovasi Edisi 3-9 Agustus 2011 No.3417 Tahun XLI.

Halaman:
Editor: Intan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...