Indonesia Serukan Perdamaian Usai Jatuhnya Rudal di Polandia
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah menyerukan perdamaian dalam merespons konflik yang terjadi di Eropa termasuk jatuhnya rudal di Polandia. Hal itu disampaikan di sela pelaksanaan KTT G20 Bali.
“Indonesia senantiasa menyerukan agar pihak-pihak yang berseberangan saat ini untuk mengupayakan cara-cara damai,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah ketika ditemui di sela-sela KTT G20 di Nusa Dua, Bali, pada Rabu.
Menurut Faizasyah seruan tersebut berangkat dari prinsip politik luar negeri bebas aktif Indonesia. Prinsip ini senantiasa konsisten mengharapkan kondisi internasional yang baik dan kondusif bagi negara-negara dunia.
Presiden Polandia Andrzej Duda mengatakan bahwa sejauh ini Polandia tidak memiliki bukti konklusif yang menunjukkan siapa yang menembakkan rudal yang menyebabkan ledakan di fasilitas pengeringan biji-bijian tersebut. Duda mengatakan bahwa kemungkinan besar Polandia akan mengupayakan konsultasi berdasarkan Pasal 4 aliansi militer NATO setelah ledakan itu.
Duda berbicara setelah Perdana Menteri Mateusz Morawiecki mengatakan bahwa Polandia akan meningkatkan pengawasan wilayah udaranya setelah insiden tersebut.
“Kami memutuskan untuk meningkatkan kesiapan tempur unit terpilih angkatan bersenjata Polandia, dengan penekanan khusus pada wilayah udara,” ujar dia.
Di lain pihak, Kementerian Pertahanan Rusia membantah bahwa rudal Rusia menghantam wilayah Polandia dan menggambarkan laporan itu sebagai provokasi yang disengaja yang bertujuan untuk memanaskan situasi.
"Tidak ada serangan terhadap sasaran di dekat perbatasan negara Ukraina-Polandia yang dilakukan dengan alat penghancur Rusia,” kata Kemlu Rusia.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan dia tidak memiliki informasi tentang ledakan di Polandia.
Rusia menggempur kota-kota di seluruh Ukraina dengan rudal pada Selasa, dalam serangan yang menurut Kiev adalah gelombang serangan rudal terberat dalam hampir sembilan bulan perang. Beberapa rudal menghantam Lviv, yang berjarak kurang dari 80 kilometer dari perbatasan dengan Polandia.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden menggelar rapat darurat dengan para pemimpin dunia lainnya yang tergabung dalam NATO di tengah-tengah rangkaian acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20. Rapat darurat dilakukan setelah sebuah ledakan yang diduga merupakan rudal buatan Rusia terjatuh di Polandia yang menewaskan dua orang.
Mengutip CNN, pertemuan ini dihadiri Kanada, Uni Eropa, Spanyol, Italia, Prancis, Jerman, Belanda, dan Jepang. Wartawan sempat diizinkan masuk ke ruangan untuk melihat para pemimpin duduk di meja. Ketika ditanya apakah Biden dapat memberikan pembaruan tentang ledakan itu, ia menolak.
Biden sempat melakukan komunikasi melalui telepon dengan Presiden Polandia Andrzej Duda. Ia menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas hilangnya nyawa penduduk di Polandia Timur awal malam ini.