Di Munas HIPMI, Jokowi Singgung Kepercayaan dan Politik Adem
Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka Musyawarah Nasional XVII Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) 2022 yang berlangsung di Hotel Alila Solo, Jawa Tengah, Senin (21/11). Saat memberi pidato di hadapan sekitar empat ribu pengusaha muda dari seluruh Indonesia, Jokowi menyampaikan sejumlah pesan.
Salah satu yang menjadi perhatian Jokowi adalah pentingnya menjaga kepercayaan dunia internasional. Jokowi mencontohkan, berbagai upaya yang dilakukan pemerintah untuk mensukseskan pelaksanaan KTT G20 di Bali pekan lalu merupakan bentuk komitmen menjaga kepercayaan dunia.
Jokowi berharap menjaga kepercayaan juga menjadi prinsip dasar yang bisa dipegang oleh para pengusaha muda yang hadir dalam gelaran Munas HIPMI.
"Apa yang saya ingatkan bahwa itu sebuah kepercayaan yang tidak mudah kita peroleh. Kepercayaan, kalau kita menjadi pengusaha, yang kita bangun adalah kepercayaan orang terhadap kita," ujar Jokowi seperti dikutip dari Antara, Selasa (22/11).
Menurut Jokowi menjaga kepercayaan menjadi hal penting untuk menjadi lebih besar dan berkembang. Kepercayaan yang diperoleh Indonesia dari komunitas internasional tidak hanya didasarkan janji tetapi capaian riil perekonomian nasional.
“Kalau sudah muncul kepercayaan apa yang terjadi. Hal sama seperti kalau pengusaha punya perusahaan dan produk kalau dipercaya menjual barang sangat mudah," kata Jokowi.
Tak hanya berpesan pada para pengusaha muda yang hadir di Munas, Jokowi juga tak lupa berpesan pada politikus partai dan tokoh nasional yang digadang menjadi kandidat kuat calon presiden dan wakil presiden yang hadir. Menurut Jokowi sangat penting bagi para tokoh untuk menjaga suasana politik tetap tenang dan adem.
"Saya titip kepada calon-calon presiden dan calon-calon wakil presiden yang juga hadir pada acara Munas HIPMI 2022 di Solo untuk menjaga suasana politik adem mendekati Pemilu 2024, apalagi dalam kondisi dunia yang sangat rentan seperti ini,” ujar Jokowi.
Menurut Jokowi, semua harus menjaga agar iklim kondusif dan situasi politik itu tetap adem. Akan tetapi, jika tidak bisa maksimal, hanya hangat saja dan jangan sampai panas.
"Saya tidak menyebut nama siapa calon. Akan tetapi, tadi secara terbuka sudah disampaikan oleh Menteri Investasi," kata Jokowi.
Pada acara Munas HIPMI sejumlah tokoh dan pejabat turut hadir. Mereka adalah Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, Ketua DPR RI Puan Maharani, Ketua DPD RI Lanyalla Mattalitti, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, dan Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo. Selain itu Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka juga hadir.
Adu Tinju di Sela Munas
Musyawarah Nasional XVII Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) di Hotel Alila Solo yang berlangsung dari 21-23 N0vember 2022 diwarnai kericuhan antar peserta. Aksi adu jotos itu ramai diperbincangkan setelah viral di media sosial twitter dan instagram.
Politisi muda Bali, Niluh Djelantik merupakan salah satu yang membagi video viral itu lewat akun instagramnya @NiLuhDjelantik. Dalam video itu terlihat dua orang peserta Munas tengah baku hantam, saling tinju dan tendang.
“Padahal baru kemarin acara dibuka Presiden dan dihadiri pejabat tinggi negara dari Ganjar hingga Puan. Semoga cepat damai. Kalian generasi penerus bangsa. Gak lucu kalau terkenalnya gara-gara adu jotos. Mending adu prestasi dan karya,” ujar Niluh seperti dikutip dari unggahan instagramnya, Selasa (22/11).
Di media sosial twitter, beberapa video adu jotos juga diunggah warganet. Salah satu video memperlihatkan aksi saling pukul terjadi di dekat ruang makan. Tidak hanya dua orang, kericuhan terlihat terjadi di antara dua kelompok sembari diiringi teriakan melerai.
Akun milik salah seorang warganet Fauzan Febriansyah @FauzanRebel menulis bahwa kericuhan dalam Munas HIPMI sebagai hal biasa. “ Bukan kejadian luar biasa di Munas HiPMI,” ujar dia.
Sedangkan akun milik Rizmaya di @_Rizmaya_ menulis tentang buruknya komunikasi para pengusaha muda. ”Ternyata diskusi dengan bapak-bapak di warung kopi lebih bermanfaat. Mereka sangat antusias berbicara politik. Mereka berdiskusi tanpa perang urat saraf. Tidak seperti para politikus. Miris,” ujar dia.