4 Contoh Mitigasi Bencana Gunung Meletus Ini Penting Diketahui

Dwi Latifatul Fajri
6 Desember 2022, 23:29
Contoh Mitigasi Bencana Gunung Meletus
ANTARA FOTO/Seno/tom.
Gunung Semeru mengeluarkan asap yang tampak dari Desa Supiturang, Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur, Minggu (5/6/2022). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan Gunung Semeru masih berstatus level tiga atau siaga dan mengimbau masyarakat untuk tidak beraktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Curah Kobokan atau aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak karena berpotensi terdampak perluasan awan panas.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan mitigasi adalah tindakan pencegahan dari hal buruk. Mitigas merupakan serangkaian cara mengurangi dampak buruk seperti bencana. Bencana alam seperti gunung meletus dan gempa bumi termasuk bencana geologi. Sedangkan bencana meteorologi adalah bencana berkaitan dengan iklim.

Contoh Mitigasi Bencana Gunung Meletus

  1. Cara pertama untuk contoh mitigasi bencana gunung meletus adalah sosialisasi. Tujuan sosialisasi ini menyadarkan masyarakat terkait dampak bencana lereng gunung berapi. Adanya sosialisasi ini membantu masyarakat untuk melindungi diri atau berpindah ketika gunung berapi berstatus siaga.
  2. Mitigasi bencana gunung berapi pertama yaitu pemantauan aktivitas gunung berapi. Pemantauan ini dari data Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (DVMBG).
  3. Mitigasi gunung merapi menggunakan pemetaan untuk mengetahui daerah rawan bencana.
  4. Jika level gunung berapi awas (level IV) dilakukan posko penanggulangan bencana gunung berapi. Masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana mengungsi ke tempat yang jauh dari bencana.

Tingkatan Status Gunung Berapi

Di Indonesia terdapat empat tingkatan untuk mendeteksi aktivitas vulkanik gunung api. Berikut 4 tingkatan status gunung api, mengutip dari Indonesiabaik.id:

1. Aktif Normal

Status aktif normal diamati dari aktivitas gunung api. Jika tidak terjadi letusan sampai kurun waktu tertentu, gunung api dinyatakan aktif normal. Pengamatan gunung api ini dilakukan melalui perubahan seismik, kejadian vulkanik, dan aktivitas visual.

2. Waspada

Status waspada terjadi karena peningkatan aktivitas seismik. Muncul aktivitas vulkanik dan perubahan di sekitar kawah. Status waspada menunjukkan gangguan magmatik, tektonik, dan hidrotermal.

3. Status Siaga

Status siaga terjadi ketika gunung api mengalami perubahan aktivitas kawah. Berdasarkan observasi, muncul letusan pertama di sekitar gunung api. Status siaga ini berlanjut ke erupsi besar di sekitar kawah.

4. Status Awas

Status gunung keempat adalah awas ketika terjadi erupsi. Terjadi letusan diikuti uap dan abu di sekitar gunung api. Kemudian terjadi erupsi dalam kurun waktu 24 jam. Warga sebaiknya mengungsi ketika gunung api mengeluarkan awan panas dan letusan.

Halaman:
Editor: Intan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...