Bappenas Ramal Jumlah Penduduk Indonesia Turun ke Ranking 6 Pada 2045
Suharso mengatakan proyeksi tersebut merupakan hasil perhitungan dengan skenario tidak ada intervensi dari pemerintah. Dengan kata lain, angka kesuburan atau fertility rate terus menurun dan menjadi 1,9 poin pada 2045.
Selain itu, angka kematian bayi atau infant mortality rate mencapai 7,8 poin pada 2045. Artinya, akan ada 7,85 bayi yang meninggal setiap 1.000 bayi yang lahir pada tahun Indonesia Emas.
Kombinasi penurunan angka kesuburan dan naiknya angka kematian bayi membuat laju pertumbuhan penduduk terus melambat. Akhirnya, Indonesia disusul oleh Pakistan dan Nigeria.
Suharso mengatakan Indonesia masih menduduki peringkat keempat dengan total penduduk 285,55 juta orang pada 2024. Sementara itu, Nigeria di posisi keenam dengan total 234,57 orang, dan Pakistan di peringkat kelima dengan jumlah 249,95 juta.
Namun Suharso meramalkan Nigeria dapat menyalip Pakistan dan Indonesia menjadi peringkat keempat dengan total penduduk 349 juta orang. Sementara itu, Pakistan bertahan di posisi kelima dengan total penduduk 345,82 juta orang.
Selain skenario yang telah dipaparkan, Bappenas juga menyiapkan dua proyeksi lain pertumbuhan penduduk. Skenario kedua adalah pemerintah berhasil menjaga angka kelahiran sebesar 2,0 poin dan menekan kematian bayi menjadi 5,8 poin.
Adapun, skenario ketiga adalah pemerintah tetap menjaga tingkat kesuburan sebesar 2,0 poin, tapi terus menekan tingkat kematian hingga 4,2 poin.