Ingin Pangkas Masa Tinggal Jemaah Haji, Indonesia Usulkan Ini ke Saudi

Amal Ihsan Hadian
14 Juni 2023, 11:33
Konjen RI di Jeddah Eko Hartono dalam pertemuan dengan Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi di Jeddah, Selasa (13/6).
Media Center Haji 2023
Konjen RI di Jeddah Eko Hartono dalam pertemuan dengan Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi di Jeddah, Selasa (13/6).

Dalam pertemuan itu, pemerintah Indonesia juga mengusulkan agar agar ada solusi lain yang bisa diterapkan untuk memudahkan jemaah terkait proses pemvisaan. Saat ini, lewat aplikasi bio visa, pengurusan visa haji bisa dilakukan secara online. Tujuannya untuk memberikan kemudahan dan kecepatan pemeriksaan jemaah saat tiba di Arab Saudi.

Namun realitasnya, banyak jemaah haji yang terkendala proses perekaman sidik jari (basmah) terkait penggunaan visa bio ini. Akibatnya, tak sedikit jemaah yang terpaksa berurusan dengan petugas imigrasi lebih lama ketika tiba di Bandara Madinah atau Jeddah.

"Kita mengusulkan agar ada solusi lain, misalnya perekaman retina yang sama akuratnya. Hanya mungkin teknologinya perlu dikembangkan," ucap Nasrullah. "Usulan itu sangat diapresiasi Kementerian Haji Arab Saudi".

Selain itu, pihaknya juga mengusulkan agar Pemerintah Arab Saudi memperluas layanan fast track. Saat ini, layanan tersebut baru bisa dilakukan untuk jemaah embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG) dan Jakarta-Bekasi (JKS) yang terbang melalui Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng.

Tanazul

Sementara itu, jumlah jemaah haji Indonesia yang mengajukan tanazul atau pemindahan dari satu kloter ke kloter lainnya tahun ini meningkat. Sampai saat ini tercatat sudah ada 75 jemaah haji yang mengajukan tanazul untuk bisa bergabung kembali dengan kelompok terbang (kloter) asalnya.

Kepala Seksi Bidang Layanan Kedatangan dan Kepulangan Daerah Kerja (Daker) Madinah PPIH Arab Saudi, Cecep Nusyamsi menjelaskan, tanazul adalah permohonan untuk pindah kloter. Setiap tahun tanazul itu selalu ada.

"Ada tanazul penggabungan kloter, ada tanazul yang ingin pulang duluan karena sesuatu mungkin karena kesehatan dan sebagainya," ucap Cecep. Ia memprediksi jumlah jemaah haji yang mengajukan tanazul akan terus bertambah. Hal ini mengingat saat kedatangan gelombang pertama di Madinah, banyak jemaah yang terpisah dari kloternya akibat berubahnya kapasitas kursi pesawat, ada yang sakit dan dirawat, atau ada kendala saat di imigrasi sehingga ditinggal oleh rombongan.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...