Masa Tanam November-Desember Jadi Penentu Ketahanan Beras Nasional

Andi M. Arief
9 November 2023, 06:12
pangan, beras, masa tanam
ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin/wsj.
Seorang petani menyiapkan bibit untuk masa tanam padi kedua di Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Selasa (24/5/2022).

Dia menargetkan akan meneken pengadaan kontrak pada bibit, benih, dan pupuk dalam waktu dekat. Hal tersebut penting lantaran barang pada seluruh kontrak tersebut baru akan dinikmati petani secepatnya pada Januari 2024.

Amran menyampaikan seluruh anggaran tambahan tersebut akan difokuskan pada penanaman dua komoditas, yakni padi dan jagung. Amran menilai kedua komoditas tersebut menjadi komoditas strategis pada 2024.

Impor Beras Sulit

Direktur Utama Bulog Budi Waseso atau Buwas mengaku sulit dalam mendapatkan beras dari pasar global. Sebab, beberapa negara produsen beras telah menutup keran ekspornya, salah satunya India.

Buwas menjelaskan pertimbangan penutupan keran ekspor tersebut adalah penurunan produksi beras di negaranya masing-masing. Selain itu, Buwas mencatat sebagian negara produsen beras telah memiliki kontrak dengan negara-negara asal Eropa.

"Memang mendapatkan beras impor ini tidak mudah. Kemarin kami dikumpulkan presiden pada rapat terbatas dan Menteri Perdagangan menyampaikan penghentian keran ekspor beras oleh India," ujarnya.

Oleh karena itu, Buwas meminta jaminan produksi beras 2024 pada Kementerian Pertanian. Hal tersebut disebabkan oleh El Nino yang menggeser musim panen raya beras dari Maret 2024 menjadi April 2024.

Buwas meragukan volume beras pada April 2023 mengingat El Nino telah berdampak pada beberapa komoditas. Menurutnya, CBP harus segera ditambah pada kuartal kedua 2024 mengingat program bantuan pangan dan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan diperpanjang hingga Juni 2024.

Buwas menghitung stok CBP pada akhir tahun ini mencapai 1,2 juta ton. Angka tersebut akan bertambah menjadi 1,6 juta ton setelah beras impor sebanyak 400.000 ton masuk pada Januari 2023.

Akan tetapi, CBP akan berangsur berkurang pada akhir kuartal pertama 2024 menjadi sekitar 900.000 ton. Sebab, bantuan pangan Januari-Maret 2024 akan menyerap CBP sekitar 640.00 ton dan SPHP sekitar 300.000 ton.

Dengan demikian, program bantuan pangan dan SPHP akan mengurangi CBP sekitar 1,8 juta ton hingga medio 2024. "Kalau tidak ditopang lagi dengan beras masuk, CBP kita minus dengan bantuan pangan dan SPHP," ujar Buwas.

Halaman:
Reporter: Andi M. Arief
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...