Debat Capres Dinilai Pengaruhi Pemilih, Jadi Penentu Hasil Pilpres
Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin mengatakan bahwa debat perdana antar calon presiden yang akan berlangsung Selasa (12/12) akan mempengaruhi suara pemilih yang belum menentukan sikap di pemilu atau s-capres Pemilu 2024 dapat memengaruhi pilihan swing voters atau pemilih bimbang
"Saya melihat debat bisa memengaruhi pilihan seseorang. Bagi yang masih swing voters, bagi yang galau masih belum menentukan, bisa saja ketika melihat debat mereka akan memilih dan menentukan pasangan calon," kata Ujang, Senin (11/12).
Ujang mengemukakan bahwa debat perdana merupakan momen penting untuk melihat gagasan para calon presiden. Pemilih menurut dia akan bisa menilai langsung kapasitas dan visi dan misi calon presiden.
"Untuk melihat isi kepala dari capres/cawapres, untuk melihat visi dan misi, program-program, serta ide atau gagasan yang ditawarkan kepada publik atau masyarakat Indonesia, termasuk para pemilih pemula," ujar Ujang.
Menurut Ujang melalui debat capres, para pemilih juga bisa menilai sendiri bagaimana gaya bahasa maupun gestur tubuh para capres. Pemilih menurut dia bisa mendapat gambaran menyeluruh mengenai kualifikasi tokoh yang akan dipilih.
Bila merujuk survei yang dirilis Litbang Kompas pada Senin (11/12) menunjukkan peningkatan jumlah pemilih yang belum menentukan sikap atau undecided voting. Pada survei terbaru jumlah pemilih yang belum menentukan sikap saat ditanya sosok capres yang akan dipilih naik menjadi 24,9% dari 15,4% pada survei Agustus 2023.
Jumlah ini menjadi 28,4% saat pertanyaan diubah menjadi pasangan capres dan cawapres yang akan dipilih. Terdapat kenaikan 3,5% penambahan suara yang bimbang karena faktor cawapres. Berdasarkan survei Kompas, para pemilih yang bimbang ini mayoritas merupakan pemilih Presiden Joko Widodo pada pemilu 2019. Dan sebagian lainnya merupakan mereka yang tidak atau belum menggunakan hak pilih pada pemilu 2019.