Anies Sentil Prabowo karena Membeli Alutsista Bekas

Ringkasan
- Presiden AS, Donald Trump, memberlakukan kebijakan tarif impor, termasuk 25% untuk Meksiko dan Kanada serta 10% untuk Tiongkok, untuk melindungi produk dalam negeri dan mengoreksi defisit neraca perdagangan.
- Kanada dan Meksiko merespons dengan memberlakukan tarif terhadap produk AS, sementara Tiongkok mengecam kebijakan tersebut tetapi belum mengumumkan langkah konkret.
- Kebijakan tarif berpotensi memicu perang dagang jilid II, melanggar prinsip perdagangan bebas internasional, dan mengganggu perekonomian global, termasuk dampak negatif bagi PDB dan lapangan pekerjaan di AS.

Persoalan alat utama sistem persenjataan (alutsista) juga menjadi salah satu topik pembahasan debat capres malam ini. Awalnya calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan mengkritik capres nomor urut 2 Prabowo Subianto yang kerap membeli alutsista bekas.
Padahal menurutnya pembelian tersebut membuat pemerintah harus berutang. Oleh sebab itu, Anies ingin utang digunakan untuk belanja yang lebih produktif.
"Jangan utang dipakai untuk beli alutsista bekas, itu bukan sesuatu yang tepat," katanya saat debat capres di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1).
Prabowo lalu merespons dengan menyebut Anies tak mengerti masalah pertahanan. Menteri Pertahanan itu langsung mengajak Anies untuk berdiskusi dengan data.
"(Pernyataan) barang bekas itu menyesatkan rakyat," kata Prabowo.
Prabowo mengatakan dalam dunia pertahanan, hampir 50% alutsista merupakan barang bekas. "Tapi usianya masih muda," katanya.
Sebelumnya, Prabowo meminta Anies untuk belajar lagi mengenai utang Indonesia. Pernyataan Prabowo ini disampaikan merespons Anies yang menjelaskan angka rasio utang yang aman bagi Indonesia.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan angka utang yang aman sebesar 30% dari Produk Domestik Bruto (PDB). "Saya kira pak Anies perlu belajar ekonomi lagi. Kalau ideal 30% ini dasarnya apa?" kata Prabowo.