Israel Ledakan Universitas Al-Israa, Kampus Terakhir di Gaza

Ferrika Lukmana Sari
21 Januari 2024, 13:09
Israel
Universitas Birzeit
Universitas Al-Israa

Phillippe Lazzarini adalah Komisaris Jenderal UNRWA - badan PBB yang memiliki tanggung jawab khusus untuk pengungsi Palestina. Dia baru saja kembali dari kunjungan keempatnya ke Gaza sejak dimulainya perang.

Lazzarini mengatakan, saat ini terdapat lebih dari setengah juta anak yang bersekolah di sekolah dasar dan menengah. Dia mempertanyakan, bagaimana mereka bisa kembali jika rumah mereka sudah hancur total.

"Dan saya khawatir kita menghadapi risiko kehilangan satu generasi anak-anak," kata Lazzarini.

Alasan Penyerangan Institusi Pendidikan di Gaza

Gambar-gambar tentara Israel yang bersorak ketika lembaga-lembaga pendidikan diledakkan menjadi viral di media sosial, termasuk gambar yang menunjukkan pembongkaran total sebuah sekolah biru khas PBB di Gaza utara.

Insiden-insiden seperti itu telah menimbulkan tuduhan yang disebut "hukuman kolektif" . Hal ini menunjukan bahwa Israel secara metodis dan sengaja menghancurkan institusi-institusi termasuk sekolah-sekolah sebagai pembalasan atas apa yang terjadi ketika orang-orang bersenjata Hamas menyerbu pagar Gaza pada 7 Oktober lalu.

"Cogat" adalah divisi militer yang mengoordinasikan kegiatan pemerintah Israel di wilayah pendudukan Palestina, termasuk pengawasan konvoi bantuan yang memasuki Gaza.

Ketika BBC News bertanya kepada seorang pejabat senior Cogat terkait alasan mereka menghancurkan seluruh sekolah dan kemudian dikuasai oleh pasukan Israel, dia menjawab bahwa Hamas telah menyerang dan menggunakan bangunan sipil seperti sekolah untuk melancarkan serangan terhadap pasukan Israel.

Pejabat tersebut juga mengatakan bahwa Hamas dan kelompok bersenjata Palestina lainnya menggunakan fasilitas medis sebagai markas. Selain itu, dia mengklaim menemukan “infrastruktur milik teroris” di setiap rumah sakit pasukan pertahanan Israel (IDF). 

Mendorong Warga Sipil Meninggalkan Gaza

Beberapa politisi sayap kanan Israel terkemuka, termasuk anggota pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, telah menyarankan satu-satunya cara untuk menjamin keamanan bagi Israel adalah dengan “mendorong” warga sipil untuk meninggalkan Gaza menuju Mesir atau negara-negara Arab lainnya dan bahkan membangun kembali pemukiman Yahudi.

Israel membantah tuduhan sengaja mengubah Gaza menjadi gurun pasir, namun Lazzarini khawatir dampaknya adalah orang-orang tidak punya pilihan selain meninggalkan Gaza.

Dia mengatakan, fakta di lapangan memang mengarah ke arah sana. Bahkan semakin lama pertempuran berlanjut, maka semakin buruk keadaan yang akan dihadapi lebih dari satu juta warga Gaza yang mengungsi.

“Apa yang kami lihat adalah rusaknya kehidupan warga Gaza. Hampir seluruh infrastruktur termasuk air dan listrik rusak parah, sehingga layanan dasar publik di Gaza tidak tersedia lagi," kata Lazzarini. 

Halaman:
Reporter: Ferrika Lukmana Sari
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...