Bawaslu: Sirekap Bukan Penentu Hasil Pemilu, Tunggu Rekapitulasi KPU

Ira Guslina Sufa
16 Februari 2024, 17:29
Bawaslu
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/nym.
Ketua KPU Hasyim Asy'ari (kiri) bersama Ketua Bawaslu Rahmat Bagja (kanan) menyampaikan keterangan kepada wartawan terkait perkembangan rekapitulasi suara Pemilu 2024 di Kantor KPU, Jakarta, Kamis (15/2/2024).
Button AI Summarize

Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Rahmat Bagja mengatakan bahwa Sistem Informasi Rekapitulasi atau Sirekap yang digunakan Komisi Pemilihan Umum  bukanlah penentu hasil Pemilu 2024. Oleh karena itu ia meminta publik tidak terlalu berpatokan pada hasil yang ditampilkan pada Sirekap. 

“Penentunya tetap menurut Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu adalah manual rekapitulasi. Jadi bukan Sirekap. Sirekap hanya alat bantu," kata Bagja seperti dikutip Jumat (16/2). 

Bagja mengatakan saat ini Bawaslu tengah mengkaji permasalahan Sirekap yang sedang ramai diperbincangkan oleh masyarakat, termasuk di media sosial. Bagja mengingatkan masyarakat tidak melakukan cek silang dan tidak menerima mentah-mentah informasi yang banyak bereda di media sosial. 

Sementara itu, Anggota Bawaslu RI Lolly Suhenty menekankan bahwa pihaknya sedang mengkaji permasalahan Sirekap. Di sisi lain Bawaslu mempersilakan siapa pun yang bersedia untuk mengaudit aplikasi Sirekap yang digunakan KPU untuk penghitungan suara pada Pemilu 2024.

Beberapa hari terakhir sedang ramai beredar di media sosial X soal aplikasi Sirekap yang datanya diduga di-mark-up atau digelembungkan. Terdapat data yang berbeda antara hasil perolehan suara di tempat pemungutan suara (TPS) dengan hasil yang tercantum pada Sirekap.

Mengenai hal itu, Rahmat Bagja mengatakan aplikasi Sirekap adalah sistem baru dan kemungkinan ada kekeliruan di dalam sistemnya sangat dimungkinkan. Karena itu ia meminta masyarakat tidak terlalu membesar-besarkan persoalan data di Sirekap sebagai bentuk kecurangan pemilu. 

"Sirekap ini sistem baru dan saya kira pasti ada trial dan error-nya, tetapi jangan kemudian dianggap jadi ada penambahan suara. Misalnya, di tampilan 3 juta itu penambahan suaranya. Kita berharap ini tidak menjadi isu yang berkembang," ujar Bagja. 

Halaman:
Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...