BRIN Prediksi Awal Ramadan Jatuh pada 12 Maret, Ini Sebabnya
Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengatakan awal Ramadan baru akan jatuh pada Selasa (12/3). Ini karena kriteria hilal untuk wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia belum terpenuhi pada 10 Maret 2023.
"Kalau dilihat dari prinsip kalender, perbedaan itu terjadi karena perbedaan kriteria dan perbedaan otoritas," kata Peneliti Astronomi dan Astrofisika BRIN Thomas Djamaluddin di Jakarta, Jumat (8/3) dikutip dari Antara.
Thomas menjelaskan kriteria hilal yang diadopsi pemerintah dan ormas Islam adalah tinggi minimal 3 derajat dan jarak pisah bulan dengan matahari sbeesar 6,4 derajat.
Saat ini, wilayah yang memenuhi kriteria itu hanya berada di Benua Amerika. Adapun, kriteria hilal untuk Asia Tenggara belum terpenuhi. Sebagai informasi, kriteria hilal tersebut merupakan kesepakatan menteri agama Malaysia, Brunei Darussalam, Indonesia, dan Singapura (MABIMS).
Meski demikian, Thomas mengatakan ada ormas yang menggunakan kriteria berbeda yakni wujudul hilal. Ormas tersebut lalu memutuskan awal Ramadan jatuh pada 11 Maret 2011.
Ini karena posisi bulan pada 10 Maret 2024 di Indonesia sudah di atas ufuk. Di Jakarta, posisi bulan memiliki ketinggian 0,7 derajat dan elongasi di atas ufuk, namun masih kurang dari 6,4 derajat.
"Otoritas ormas dan pimpinan ormas sudah mengumumkan lebih dulu," katanya.
Meski demikian, Thomas memperkirakan tanggal Lebaran antara pemerintah dan ormas Islam akan sama. Ini karena pada 9 April 2024, posisi bulan sudah melebihi 6 derajat dan elongasi 8 derajat.
"Sehingga Idul Fitri akan seragam tanggal 10 April 2024," katanya.
