BPJS Kesehatan: 269 Juta Masyarakat RI Terlindungi Program JKN

Ringkasan
- BPJS Kesehatan mengumumkan bahwa lebih dari 269 juta orang Indonesia, atau sekitar 96% dari populasi, telah terdaftar sebagai peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Hari Kesehatan Sedunia, menurut data kependudukan per Desember 2023.
- Program JKN dikonsepkan untuk menciptakan masyarakat yang sehat melalui perlindungan diri, berbagi dalam semangat gotong royong, dan kepatuhan menjadi peserta program, yang merupakan usaha untuk mendukung kesejahteraan sosial dan mencegah kemiskinan akibat biaya kesehatan.
- Studi dari Universitas Indonesia menunjukkan bahwa program JKN berhasil mencegah 8,1 juta orang terjerumus ke dalam kemiskinan dan mengurangi derajat kemiskinan bagi 1,6 juta orang di tahun 2019, dengan 1,6 juta layanan kesehatan digunakan per hari pada tahun 2023.

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan menyatakan lebih dari 269 juta masyarakat Indonesia telah menjadi peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pada Hari Kesehatan Sedunia yang diperingati setiap tanggal 7 April. Ini berarti sekitar 96 persen penduduk Indonesia telah terlindungi program JKN.
Melansir data kependudukan Direktorat Jendral Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri, jumlah penduduk Indonesia mencapai 280,73 juta jiwa pada Desember 2023.
Kepala Humas BPJS Kesehatan, Rizzky Anugerah mengatakan BPJS Kesehatan memaknai Hari Kesehatan Sedunia dengan menciptakan masyarakat yang sehat sebagai fondasi terciptanya negara yang kuat. Salah satu caranya melalui Program JKN yang memiliki konsep berperan aktif melindungi diri sendiri dan keluarga atau protection, berbagi dengan sesama dalam skema gotong royong yang merupakan budaya Indonesia atau sharing, dan patuh sebagai warga negara dengan menjadi peserta Program JKN atau compliance.
"Negara telah menghadirkan BPJS Kesehatan sebagai pengelola Program JKN untuk memberikan perlindungan jaminan kesehatan kepada penduduk Indonesia agar saat sakit mereka sudah ada kepastian yang menjamin dan tidak terbebani biaya berobat," kata Rizzky seperti dikutip Antara, Minggu (7/4).
Menurutnya, kehadiran BPJS Kesehatan dan Program JKN telah membawa sejumlah dampak positif bagi masyarakat Indonesia. Salah satunya akses terhadap layanan kesehatan bagi semua lapisan masyarakat, termasuk orang miskin atau tidak mampu.
Dia menjelaskan hasil studi Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) pada 2020 menunjukkan bahwa program JKN mencegah 8,1 juta orang dari kemiskinan dan 1,6 juta orang miskin dari kemiskinan yang lebih parah akibat pengeluaran biaya kesehatan rumah tangga sepanjang 2019.
"Pada tahun 2023, tercatat 1,6 juta pemanfaatan layanan per hari, atau 606,7 juta pemanfaatan dalam kurun waktu satu tahun. Pemanfaatan layanan tersebut baik layanan sehat ataupun sakit," tambahnya.
Di Hari Kesehatan Sedunia ini, Rizzky mewakili BPJS Kesehatan berharap pemenuhan supply side, baik sarana dan prasarana fasilitas kesehatan hingga tenaga kesehatan, semoga dapat diupayakan seiring dengan pertumbuhan jumlah kepesertaan Program JKN yang kian meningkat.
Untuk itu, sinergi dengan para pemangku kepentingan perlu ditingkatkan ,sehingga bisa membuka akses untuk seluruh masyarakat Indonesia dalam mendapatkan layanan kesehatan yang mudah.