Mengintip Kecanggihan Kapal OceanX yang Eksplorasi Laut Indonesia

Ade Rosman
25 Juni 2024, 14:01
OceanX
Katadata/Ade Rosman
OceanXplorer, di Pelabuhan Teluk Banyur, Padang, Sumatera Barat, Minggu (23/6)
Button AI Summarize

Ada yang tak biasa di di Pelabuhan Teluk Bayur, Padang, Sumatera Barat pada Minggu (23/6) lalu. Kapal canggih OceanXplorer milik organisasi global untuk eksplorasi laut, OceanX bersandar pagi itu. 

Kapal jumbo dengan dominasi warna putih itu baru saja digunakan untuk merampungkan tahap kedua dari misi eksplorasi 'Misi Indonesia 2024' bersama Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves). Penelitian juga dilakukan bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang telah dimulai sejak 15 Mei 2024 lalu.

Hingga kini, OceanXplorer telah menjelajah seluas 15.000 meter persegi data peta baru di seluruh Indonesia. Torehan itu dapat dicapai lantaran kapal OceanXplorer dibekali dengan teknologi canggih.

“Kami juga ingin berkolaborasi dengan peneliti indonesia untuk lebih dalam meneliti laut Indonesia untuk menemukan temuan yang belum kami temukan sebelumnya,” kata Direktur Program Sains di OceanX Mattie Rodrigue.

ROV dan personel Andrew Craig Kapal OceanX
ROV dan personel Andrew Craig Kapal OceanX (Katadata/Ade Rosman)

Kecanggihan Kapal OceanXplorer

Mattie bersama Acting For Secretary Deputy Of Maritime Resources Marves Aniza Zuspita dan Director Of Research Vessel Fleet Management BRIN Nugroho kemudian mengajak Katadata dan tim wartawan untuk melihat lebih dekat kecanggihan kapal OceanXplorer.

Mulanya, mereka menunjukkan dua kapal selam berawak yang dapat menyelam hingga kedalaman 1000 meter. Kapal selam itu dapat menampung dua orang penumpang dan satu pilot. Kapal selam tersebut dilengkapi dengan pencahayaan khusus yang membantu menangkap momen ketika di kedalaman.

Kamera VR 360 derajat pun turut dipasang dalam kapal selam tersebut. Juga ada manipulator 7 fungsi untuk pengambilan sampel dengan ketangkasan tinggi.

Tak hanya kapal selam berawak, OceanX pun memiliki Remotely Operated Vehicle (ROV), sebuah kapal selam dengan kontrol jarak jauh yang dapat menyelam hingga kedalaman 6000 meter. Sama seperti kapal selam satunya, ROV ini dilengkapi dengan alat pengambil sampel juga kamera serta lampu.

Di dalam kapal OceanXplorer terdapat satu wet labb dan dua dry lab, juga control room. Mattie, Aniza, dan Nugroho bersama-sama menunjukkan tiap sudutnya.

Dalam dry lab, selama leg ke-2 telah memeriksa lebih dari 300 sampel seperti ikan, dan bakteri. Pada dry lab dilakukan pemeriksaan untuk temuan molekular biologi, plankton, bintang kecil, hingga terumbu karang. Mattie mengatakan pencahayaan di ruangan tersebut diatur oleh produser hollywood. Adapula wet lab, merupakan tempat untuk meneliti spesies laut dalam.

Seluruh bagian instrumen yang dikerahkan dari kapal dapat dipantau melalui ruangan mission control. Dalam ruangan ini, terpampang sejumlah layar dari tiap sudut dengan tampilan real time. Seluruh kejadian itu dapat dipantau langsung oleh dua orang yang berjaga di ruangan mission control.

Dalam kapar tersebut juga memungkinkan untuk mengetahui tekstur dasar laut menggunakan sonar. Gambaran lautan bisa didapat dengan pemanfaatan suara. Nantinya, ROV lah yang akan menggunakan hasil data dari sonar untuk melakukan eksplorasi.

ROV dan personel Andrew Craig Kapal OceanX
ROV dan personel Andrew Craig Kapal OceanX (Katadata/Ade Rosman)

 

Fokus Pengelolaan Perikanan

Pada tahap kedua, 'Misi Indonesia 2024' berfokus pada pengelolaan perikanan di area Sumatera Barat. Kapal canggih milik OceanXplorer dikerahkan untuk membantu memahami dan mengkarakterisasi spesies ikan, megafauna, ekosistem terumbu karang dan laut dalam, dalam rangka meneliti ekosistem laut dan keanekaragaman hayati di perairan tersebut menggunakan berbagai metode serta teknologi di kawasan perairan itu.

Mattie memaparkan, rute perjalanan didesain OceanX bersama Kemenko Marves dan juga BRIN. Rute dibuat berdasarkan proposal dari beberapa institusi pendidikan di Indonesia.

"Kami bekerja sama dengan BRIN untuk membuat rute yang diawali di Maroko, Utara banda aceh, Sumatra barat, Jawa, Jakarta, Bali, Komodo, dan Sulawesi. Kenapa demikian? Karena itu merupakan daerah prioritas dari rekomendasi yang ada," kata Mattie.

Sebelumnya, pada tahapan pertama eksplorasi berfokus pada penelitian oseanografi dan geofisika. Selama survei udara megafauna, OceanX menemukan ratusan lumba-lumba, Paus Omura, ikan pari manta samudera, dan tempat hiu karang bermukim.

Mattie memaparkan, pada tahap pertama eksplorasi, para periset telah memetakan lebih dari 7.500 kilometer persegi dasar laut Indonesia. Mereka kemudian memfasilitasi penyelaman pertama dengan kapal selam bagi semua periset asal Indonesia yang terlibat. 

Pada tahap selanjutnya mereka melakukan survei dengan memanfaatkan ROV (remotely operated vehicle)—sebuah robot dengan kontrol jarak jauh yang mampu beroperasi di dasar laut dengan kamera pertama—di lokasi asal tsunami tahun 2004. Mereka juga mengamati karang laut dalam selama penyelaman, dan menemukan rembesan hidrotermal dan termogenik di dasar laut.

Di sisi lain, Acting For Secretary Deputy Of Maritime Resources MARVES Aniza Zuspita mengatakan, eksplorasi tersebut sangat penting untuk kemajuan Indonesia.

"Kita harus ingat bahwa negara tanpa inovasi atau tanpa teknologi kita tidak akan bisa hebat," kata Aniza didampingi Director Of Research Vessel Fleet Management BRIN Nugroho Dwi di Padang, Sumatera Barat, Minggu (23/6).

Setelah Padang, misi yang dimulai pada 8 Mei di Batam, Kepulauan Riau tersebut akan berlanjut hingga 25 Agustus 2024, dengan titik akhir di Bitung, Sulawesi Utara. Setelah di Indonesia, OceanX akan melanjutkan ekspedisinya di Malaysia dan negara-negara lain di kawasan ini pada paruh kedua tahun 2024.



Reporter: Ade Rosman

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...