Kementan Klaim Data Produksi Daging Ayam Surplus
“Hasil audit ini dilaksanakan oleh tim independen yang beranggotakan dari akademisi dan praktisi,” ujar Ketua Tim Audit Populasi GPS Ayam Ras Broiler Trioso Purnawarman di Jakarta.
Trioso menyebutkan bahwa mekanisme pelaksanaan audit GPS ayam ras broiler dibagi dalam Desk Review dengan mengisi form/borang self assessment report (SAR) serta Outside Review melalui verifikasi dan observasi dilapangan terhadap populasi GPS ayam ras broiler, manajemen pemeliharaan, penetasan dan kesehatan, serta biosekuriti. Adapun tim audit kemudian akan melakukan evaluasi, valuasi, dan rekomendasi hasil audit secara kompehensif.
(Baca : Mendag Ultimatum Pengusaha Telur Turunkan Harga dalam Sepekan)
Meski cukup lengkap dan meyakinkan, namun Ketua Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas (GPPU) Krissantono masih mempertanyakan keabsahan data hasil audit Kementerian Pertanian. Menurutnya, data audit seharusnya juga diperjelas dengan jadwal pendistribusian GPS impor serta hasil produksi di lapangan.
“Ada faktor lain yang perlu diperhitungkan tapi tak terungkap dalam data,” kata Krissantono.
Dengan pemaparan data yang lengkap, maka menurutnya bisa memudahkan pelaku usaha dalam menghitung dan merencanakan produksinya nanti.
Sebab, dengan kondisi harga daging ayam melonjak, hal itu kontradiktif jika dibandingkan dengan pemaparan hasil audit yang disebut surplus. Karena jika surplus, maka harga daging ayam seharusnya tak mengalami lonjakan sebagaimana tercermin pada hukum permintaan dan penawaran.
Dia menekankan, data audit yang menyatakan angka produksi secara total bisa memberikan gambaran secara umum kepada publik. Namun, data itu belum bisa menjadi rujukan terhadap kondisi riil di lapangan.