Mentan Klaim Alat Mesin Pertanian Mampu Tekan Biaya Produksi Gabah

Michael Reily
5 Juni 2018, 17:30
Petani
ANTARA FOTO/Rahmad
Petani memanen butiran padi (gabah) di Desa Kandang, Lhokseumawe, Aceh, Kamis (23/3).

Di sisi lain, tingginya harga gabah juga menyulitkan Perum Bulog  melakukan penyerapan. Menurut data perusahaan, per 31 Mei 2018, jumlah serapan Bulog hanya sekitar 890 ribu ton. Jauh lebih rendah dalam  3 tahun terakhir, dibandingkan 2017 yang bisa mencapai 1,1 juta ton dan 2016 sebesar 1,3 juta ton.

(Baca : Pemerintah Siap Terbitkan Aturan Penurunan HET Beras Medium)

Direktur Pengadaan Bulog Andrianto Wahyu Adi mengakui, kualitas beras serapan Bulog memang relatif baik.  Per kilogram, harga beli gabah Bulog di tingkat petani sebesar Rp 4.070, sedangkan harga beli beras mencapai Rp 8.030.

Meski demikian dia enggan menjelaskan secara detail mengenai  kondisi rill pasokan beras di lapangan. Terlebih di tengah kabar dihapuskannya fleksibilitas harga sebesar 10% dari HPP. 

“Kami akan mencoba untuk membeli gabah lebih banyak untuk meningkatkan serapan,” kata Andrianto.

Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Thohir pun mengungkapkan telah lama mengharapkan adanya kenaikan HPP,  terlebih dengan tingkat inflasi saat ini.

Hal itu sebelumnya telah diusulkan KTNA  sejak 2016 silam,  namun hingga saat ini permintaan tersebut belum juga mendapat tanggapan pemerintah. Catatan Asosiasi Bank Benih Tani Indonesia dan KTNA, biaya produksi satu kilogram gabah sudah mencapai Rp 4.286. Alhasil, butuh evaluasi untuk menentukan nilai HPP yang baru.

“Fleksibilitas sudah lumayan, tapi baiknya ada Instruksi Presiden yang baru,” kata Winarno.

Halaman:
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...