Sawah di Atas Lahan Gambut Dinilai Berisiko Tinggi Gagal Panen

Rizky Alika
5 Mei 2020, 20:54
lahan gambut, sawah baru, satu juta hektare lahan gambut, ketersediaan pangan
ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/foc.
Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) memperingati pemerintah bahwa rencana menambah lahan sawah baru di lahan gambut berisiko gagal panen.

Selain itu, pengolahan lahan gambut juga membawa risiko lingkungan akibat pelepasan karbon ke udara. Hal ini dapat menambah emisi gas rumah kaca yang berpotensi memperburuk perubahan iklim.

(Baca: Antisipasi Kekeringan, Lahan Gambut Akan Dipakai untuk Pertanian)

Kemudian, pembukaan lahan juga berisiko mengancam ekosistem yang ada. Hal ini berisiko pada rusaknya keseimbangan lingkungan. "Untuk itu, pemerintah sebaiknya tidak mengulang kesalahan dengan menciptakan program serupa," kata dia.

Adapun pemerintah menyatakan optimistis rencana pembukaan lahan sawah baru di atas lahan gambut akan berjalan mulus. Pemerintah yakin tak akan mengulang kegagalan program satu juta hektare lahan gambut untuk sawah yang dilakukan rezim Presiden Soeharto.

Sebab, pemerintah telah menyiapkan bibit varietas Inbrida Padi Rawa (Inpara). Bibit tersebut dinilai tahan terhadap genangan air, sehingga mampu tumbuh di daerah rawa atau gambut.

"Bibit ini memang bibit untuk rawa. Kita berharap bisa menuai hasil yang lebih baik dibandingkan yang pernah kita lakukan pada lahan gambut yang lalu yang diasumsikan gagal itu," kata Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo usai rapat terbatas melalui video conference, Selasa (5/5).

Selain itu, pemerintah akan menyiapkan infrastruktur yang akan mendukung pembukaan sawah baru di lahan gambut tersebut. Adapun, pemerintah rencananya membuka lahan sawah baru di Pulang Pisau, Kalimantan Tengah.

(Baca: Antisipasi Kekeringan, Pemerintah Bakal Percepat Musim Tanam )

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...