Bus O-Bahn Dinilai Belum Tentu Cocok di Jakarta, Begini Alasannya

Image title
25 Juni 2019, 16:40
Kemenhub O-Bahn
Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi, angkutan umum. Kemenhub mengkaji penggunaan O-Bahn sebagai alternatif angkutan massal perkotaan di Indonesia. Namun, menurut Peneliti Tata Kota dari Universitas Trisaksi Yayat Supriatna, Kemenhub perlu menelaah struktur dan kondisi jalan terlebih dulu.

(Baca: Ujicoba LRT Dimulai, Ini Beda LRT, MRT, dan KRL)

O-Bahn merupakan bus terpadu yang memiliki jalur khusus seperti trem. Transportasi umum ini pertama kali digunakan di Jerman. Berdasarkan catatan Kemenhub, O-Bahn memiliki beberapa keunggulan. Pertama, bus ini dapat keluar dari jalurnya dan beroperasi seperti kendaraan biasa.

Kedua, lebar jalur khusus bus O-Bahn kurang lebih 200 centimeter.  Ketiga, bentuknya seperti bus biasa namun memiliki roda horizontal. Jika melaju di jalur khuus, roda horizontal menjadi pemandu, sehingga pengemudi hanya perlu mengatur kecepatan kendaraan.

Keempat, dapat beroperasi menggunakan bus gandeng. Moda angkutan ini dapat menggandeng dua atau tiga bus biasa menjadi satu rangkaian. Dengan demikian, penyedia jasa hanya perlu menambahkan bus pada saat jam sibuk, tidak perlu menyediakan pengemudi ekstra.

(Baca: LRT, Alternatif Baru Transportasi Umum Modern di Jakarta)

Halaman:
Reporter: Fariha Sulmaihati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...