Luhut Akan Integrasikan Potensi Pariwisata RI untuk Menarik Investor

Image title
5 Agustus 2020, 11:53
Tarik Investor, Luhut Bakal Integrasikan Potensi Pariwisata Indonesia.
ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
Wisatawan menikmati pemandangan di area objek wisata Tanah Lot, Tabanan, Bali, Minggu (16/2/2020).

Untuk kembali menghidupkan pariwisata setelah ditutup akibat merebaknya wabah, pemerintah akan membuka kembali lokasi-lokasi pariwisata secara bertahap, salah satunya Bali.

Bali diyakini sebagai destinasi cukup siap kembali menjalankan aktivitas wisatanya seiring kasus penyebaran corona di wilayah itu yang cukup terkendali. 

Pada kesempatan berbeda, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monarfa Suharso Monoarfa mengungkapkan tiga faktor yang menunjukkan kesiapan pariwisata Bali di tengah pandemi corona dalam negeri. 

Pertama, Bali mampu menerapkan protokol kesehatan dengan cukup ketat sambil melibatkan komunitas, petugas keamanan adat setempat atau pecalang. 

“Jadi kalau ada seseorang yang terkena (corona), mereka bisa mengatasi, antisipasinya cepat,” kata Suharso dalam diskusi virtual, Selasa (4/8).

Kedua, warga Bali disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan terutama mengunakan masker ketika beraktivitas.  Sebab, masyarakat menyadari kerugian yang akan dialami jika mengabaikan protokol kesehatan. 

Berikutnya,  standar fasilitas kesehatan yang ada di Pulau Dewata cukup memadai lantaran sudah jadi destinasi bertaraf internasional. Dengan demikian, warga atau turis yang terpapar corona bisa dirawat dengan baik ketika berada di sana.

Adapun berdasarkan catatan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), industri pariwisata nasional diperkirakan mengalami kerugian hingga Rp 85 triliun sejak penyebaran Covid-19. Hal itu terjadi karena jumlah kunjungan wisatawan asing ke destinasi wisata dalam negeri terus menurun.  

Okupansi hotel dan restoran pun turun drastis sehingga sekitar 2.000 hotel dan 8.000 restoran di seluruh Indonesia menghentikan operasional bisnisnya. Alhasil, kerugiannya untuk sektor perhotelan ditaksir mencapai Rp 30 triliun dan bisnis restoran pada Januari hingga April lalu sebesar Rp 40 triliun. Selain itu, kerugian menimpa maskapai penerbangan sebesar US$ 812 juta atau setara Rp 11,4 triliun dan operator tur sebesar Rp 4 triliun.

Halaman:
Reporter: Tri Kurnia Yunianto
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...