Trik SiCepat Kuasai Pasar Ekspedisi, Fokus pada Harga & Kecepatan
Perusahanan jasa layanan pengiriman dan ekspedisi, PT SiCepat Ekspress Indonesia gencar ekspansi layanan pada tahun depan. Perusahaan bakal berfokus pada tiga strategi untuk menggaet pelanggan, yakni dengan meningkatkan infrastruktur digital, strategi layanan dan harga serta kecepatan pengiriman.
Chief Marketing Officer (CMO) SiCepat Ekspres, Wiwin Dewi Herawati mengatakan perusahaan banyak bermain di pasar pengiriman barang retail e-commerce dan social commerce atau bisnis daring melalui media sosial.
Pandemi corona turut memberi "berkah" bagi bisnis jasa pengiriman. Ini seiring booming e-commerce dan konversi sebagian layananan offline ke online selama pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Sebanyak 55% produk penjualan online di masa Covid-19 disumbang makanan minuman, 19% produk kesehatan dan 11% obat-obatan.
Di tengah situasi yang diliputi ketidakpastian, pada 2021 perusahaan akan tetap fokus pada layanan yang menjadi core bisnisnya. Namun, SiCepat bakal mengembangkan infrastruktur digital.
"Kami sudah mengembangkan digital touch point untuk penjual dan pembeli. Layanan pickup untuk social commerce juga bisa dilakukan lewat aplikasi atau whatsapp. Kami juga mulai mengembangkan super apps," kata Wiwin dalam diskusi MarkPlus Industry Roundtable Logistic Sector , Selasa (20/10).
Dengan permintaan produk makanan dan minuman yang tinggi, perusahaan juga mulai fokus mengembangan layanan antar cepat atau same day delivery service.
Berikutnya, perusahaan juga melihat ada peluang peningkatan permintaan pada jenis layanan pengiriman barang dengan tarif ekonomis. Oleh karenanya, sejak Februari lalu SiCepat sudah meluncurkan layanan SiCepat Halu (Harga Mulai Lima Ribu).
Wiwin mengklaim layanan ini banyak dipilih oleh konsumen karena harga pengiriman sangat bersaing dibanding kompetitor. Layanan ini baru tersedia di Shopee atau e-commerce yang bekerja sama dengan SiCepat Ekspress.
"Konsumen menyambut baik karena bisa digunakan untuk produk kecil dan harganya tidak mahal. Sehingga layanan tersebut laris digunakan konsumen untuk belanja produk retail. Pengaruhnya kepada bisnis kami juga cukup besar," kata Wiwin.
Kontribusi transaksi SiCepat Halu saat ini 90% ada di e-commerce, 8% di social commerce dan 2% di B2B (business to business) dan retail drop pin.
Meskipun baru, Halu telah berkontribusi 70% terhadap total pendapatan perusahaan disusul layanan SiCepat reguler dan kargo. Wiwin juga mengakui layanan tarif murah ini tak serta merta membuat perusahaan merugi.
Sebab, barang yang diantar biasanya memiliki volume kecil sehingga bisa dikonsolidasi barang lain dan memaksimalkan kapasitas angkut.
Seiring dengan pangsa pasar SiCepat di platform e-commerce, untuk strategi promosi dan pemasaran pun menurutnya hampir seluruhnya dilakukan melalui saluran digital.
Tak hanya SiCepat, Perusahaan penyedia jasa ekspedisi dan kargo, Rosalia Express ikut terdampak pandemi corona. Anak perusahaan otobus (PO) Rosallia Indah Grup ini menyatakan ikut membantu menjalankan strategi peralihan bisnis ketika usaha jasa angkutan terpukul Covid-19 dan PSBB.
Direktur Rosalia Express, Rosanto Adi mengatakan pandemi Covid-19 membuat perusahaan berbenah dan berkonsolidasi dengan perusahaan induk sehingga layanan pengirimannya semakin optimal dengan memanfaatkan ruang kosong dari armada bus.
"Sehingga kerja sama ini, kami pastikan armada kami bisa one day services atau satu hari sampai tujuan," katanya.
Pandemi corona juga mengubah bisnis kargo yang dilayani perusahaan. Pelanggan perseroan untuk pengiriman sepeda motor berkurang drastis dari 33% menjadi 7%. Namun kenaikan tersebut digantikan dengan pengiriman barang retail naik menjadi 30%.
Ke depan, perusahaan akan memperluas layanan pengiriman untuk barang elektronik, barang umum dan tahun depan perusahaan menargetkan memiliki armada yang dilengkapi fasilitass pendingin atau cooler.
Selain itu, pada 2021 perusahaan juga akan menambah gerai dengan sistm jaringan mitra, mengembangan web apps untuk tracking barang dan layanan door to door service pickup and delivery.
Indonesia Economic Forum mengutip laporan Ken Research menyebutkan, tren pendapatan pasar logistik Indonesia semakin meningkat hingga 2024. Pada 2020, pendapatan logistik Indonesia US$ 220,9 miliar dan akan mencapai US$ 300,3 miliar pada 2024.
Pendapatan tersebut termasuk angkutan barang, pergudangan, serta kurir, ekspres, dan parsel. Kemudian juga terdapat nilai tambah layanan dan segmen logistik rantai dingin (cold chain logistics segments).
Peningkatan Layanan Jasa Kurir
Hasil survei cepat yang dilakukan MarkPlus, Inc. terhadap 122 responden di seluruh Indonesia mencatat, frekuensi penggunaan jasa kurir jika dibandingkan dengan sebelum pandemi, 39% responden menjawab meningkat signifikan. Sedangkan 39% lainnya mengaku hanya naik sedikit.
Sekitar 85,2% responden yang disuvei mengaku menggunakan jasa kurir untuk mengirimkan barang yang dibeli dari e-commerce , sementara 50,8% lainnya mengirimkan barang belanjaan dari tempat belanja online di media sosial.
Di masa pandemi, masyarakat semakin selektif dalam memilih jasa ekspedisi.“Dua hal yang menjadi pertimbangan utama mereka dalam memilih jasa kurir adalah affordability yaitu harga yang terjangkau dan yang kedua adalah waktu delivery yang bisa dikatakan cepat,” ujar Senior Associate MarkPlus, Inc. Nadya Prasetyo.
Nantinya, sistem pengiriman satu hari sampai atau same-day delivery akan semakin diminati oleh masyarakat jika dibandingkan selama pandemi. Jika selama pandemi 57,4% responden sudah menggunakan jasa same-day delivery, ke depannya peminat sistem pengiriman satu hari tersebut meningkat menjadi 67,2%.
Sedangkan peminat reguler dan next-day delivery relatif tetap sama antara saat pandemi dan nantinya saat kondisi kembali normal.
Dalam aspek kepuasan pelanggan terhadap jasa kurir saat ini dinilai cukup memuaskan dengan skor 4,1 dari skala 1 sampai 5. Meskipun diakui masih ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan kedepannya.
Sebanyak 64% repsonden menyebut pemain ekspedisi perlu memperbanyak jasa pick-up service, 59,8% berharap adanya program keanggotaan, dan 54,9% menginginkan promosi yang lebih menarik.
“Masyarakat juga berharap ekspedisi meningkatkan pelayanan dalam kecepatan pengiriman yang semakin cepat dan on-time (81,1%) dan barang yang diterima dalam kondisi baik (72,1%),” ujarnya.