Nestle dan Unilever Berlomba Kurangi Kemasan dari Plastik

Image title
Oleh Ekarina
8 September 2020, 15:00
Strategi Agresif Nestle dan Unilever Menekan Emisi & Sampah Plastik.
Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi Logo Unilever. Dua brand produk konsumsi, Unilever dan Nestle berlomba-lomba berkomitmen mendukung program kelestarian lingkungan.

Pasalnya, divisi produk perawatan rumah, bahan kimia yang digunakan dalam produk pembersih dan detergen menyumbang jejak karbon terbesar. Dengan beralih ke sumber bahan terbarukan atau bahan yang bisa didaur ulang, akan membuka cara-cara baru untuk mengurangi jejak karbon.

"Sebagai sebuah industri, kami harus menghentikan ketergantungan pada bahan bakar fosil, termasuk sebagai bahan mentah pada produk kami. Kami harus berhenti memompa karbon dari bawah tanah ketika ada banyak karbon di atas tanah untuk dimanfaatkan dalam jumlah besar," kata Presiden of Home Care Unilever, Peter ter Kulve dalam keterangannya.

Beberapa brand dari Home Care Unilever Indonesia telah mulai menjalankan inisiatif untuk menggunakan bahan yang lebih ramah lingkungan. Salah satunya adalah penggunaan 100% plastik hasil daur ulang untuk botol Rinso, Molto, Wipol dan Sunlight.

Serangkaian produk pengharum pakaian Sahaja juga diklaim memiliki surfaktan dan parfum yang dapat terurai di lingkungan.

Kesadaran masyarakat di Indonesia untuk mendaur ulang sampah tergolong rendah. Berdasarkan Statistik Lingkungan Hidup Indonesia 2018 yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), hanya 1,2% rumah tangga yang mendaur ulang sampahnya.

Sekitar 66,8% rumah tangga menangani sampah dengan cara dibakar. Padahal, asap yang ditimbulkan dari hasil pembakaran bisa menimbulkan polusi udara dan mengganggu kesehatan. Sebanyak 32% rumah tangga memilih cara lain untuk menangani sampah.

Kesadaran masyarakat di Indonesia untuk mendaur ulang sampah tergolong rendah. Berdasarkan Statistik Lingkungan Hidup Indonesia 2018 yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), hanya 1,2% rumah tangga yang mendaur ulang sampahnya.

Sekitar 66,8% rumah tangga menangani sampah dengan cara dibakar. Padahal, asap yang ditimbulkan dari hasil pembakaran bisa menimbulkan polusi udara dan mengganggu kesehatan. Sebanyak 32% rumah tangga memilih cara lain untuk menangani sampah.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...