Taktik Polygon Rajai Pasar Sepeda Gunung di Masa Pandemi

Image title
Oleh Ekarina
28 September 2020, 21:00
Polygon, Sepeda Gunung, Pandemi Corona, Covid-19, Pasar, Bisnis, Brand.
ANTARA FOTO/Umarul Faruq/hp.
Pekerja menyelesaikan kerangka sepeda di pabrik sepeda PT Insera Sena di Desa Wadungasih, Bunduran, Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (3/8/2020). Produsen sepeda Polygon, PT Insera Sena menargetkan produksi 700 ribu unit sepeda tahun 2020 dengan komposisi imbang antara pasar domestik dan pasar ekspor.

Asosiasi Industri Persepedaan Indonesia atau AIPI sebelumnya mengatakan, penjualan sepeda meningkat  hingga 30% pada April dan Juli 2020. Kenaikan ini  dipicu oleh perubahan gaya hidup masyarakat dan tren bersepeda.

"Rata-rata kenaikan mungkin sekitar 30% dibanding penjualan periode yang sama tahun lalu, khususnya pada akhir April saat pemerintah mulai melonggarkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)," kata Ketua Umum AIPI  Rudiyono kepada katadata.co.id, Senin (20/7).

Kenaikan permintaan sepeda menurutnya terjadi mendadak dan terdiprediksi sebelumnya. Alhasil, produsen sepeda sempat kewalahan memenuhi permintaan pasar yang meningkat secara tajam dan mendadak. Pembeli pun akhirnya harus menunggu hingga stok sepeda kembali diproduksi.

Beberapa jenis sepeda yang paling laris di pasaran antara lain adalah sepeda lipat, sepeda city bike dan sepeda gunung.

Tren Impor Naik 

Seiring dengan peningkatan permintaan sepeda, impor pun melonjak. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai impor sepeda selama semester I 2020 melonjak hingga 24,82% secara tahunan atau year on year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Mayoritas diimpor dari Tiongkok. Secara rinci, nilai impor sepeda roda dua dan sepeda lainnya pada Januari-Juni 2020 mencapai US$ 39,02 juta atau sekitar Rp 577 miliar (kurs Rp 14.800 per dolar Amerika Serikat). Nilai impor tersebut naik US$ 7,76 juta dibandingkan semester I 2019 sebesar US$ 31,26 juta.

Berdasarkan bobotnya, total impor sepeda roda dua dan lainnya pada semester I 2020 mencapai 15,51 juta kilogram (kg), naik 20,7% dibandingkan tahun lalu periode yang sama sebanyak 12,85 juta kg.

Berdasarkan asal negara, impor terbesar pada semester I 2020 berasal dari Tiongkok senilai US$ 37,26 juta dan berat 15,46 juta kg. Ini setara dengan 95% dari total nilai impor selama semester I 2020. Kemudian disusul Taiwan dengan nilai US$ 1,01 juta dan berat 21,62 ribu kg serta Inggris US$ 440,37 ribu dengan berat 440,37 ribu kg.

Posisi berikutnya ditempati Singapura dengan nilai impor US$ 147,68 ribu dan berat 15,76 ribu kg serta Amerika Serikat dengan nilai US$ 64,41 ribu dan berat 779 kg.

Secara bulanan, nilai impor sepeda sempat tinggi pada Januari lalu, yaitu US$ 11,9 juta. Namun, nilai impor tersebut menurun pada Februari dan Maret dengan nilai masing-masing US$ 3,49 juta dan US$ 1,98 juta.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...