Pertarungan Investor di Saham GameStop yang Jadi Sorotan Dunia

Happy Fajrian
3 Februari 2021, 17:34
gamestop, saham gamestop,
The New York Times
GameStop.

Memasuki 2018 kinerjanya semakin memburuk dengan catatan rugi bersih mencapai US$ 673 juta. Padahal ketika itu penjualan masih mencapai US$ 8,28 miliar. Pada 2019 GameStop  mencatatkan rekor penjualan terendah dalam 10 tahun terakhir, yakni hanya US$ 6,47 miliar. Walaupun secara profitabilitas kinerjanya lebih baik dengan catatan rugi bersih sebesar US$ 470,9 juta.

Sedangkan hingga kuartal III 2020, GameStop baru berhasil membukukan penjualan bersih sebesar US$ 2,97 miliar, turun 30,5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 4,27 miliar.

Namun berkat efisiensi besar-besaran, salah satunya melalui penutupan lebih dari 400 toko di seluruh dunia, pada periode tersebut GameStop berhasil menekan kerugiannya dari US$ 491,9 juta menjadi US$ 295,8 juta.

Kondisi ini pun masih akan berlanjut. Analis pasar di Wall Street memperkirakan GameStop tidak akan meraih keuntungan hingga akhir tahun buku 2022. Ironisnya, ini terjadi di tengah lonjakan industri gim yang diperkirakan akan mencatatkan penjualan US$ 174,9 miliar pada 2020 dan naik menjadi US$ 217,9 miliar pada akhir 2023.

Tren Mobile Gaming dan Penjualan Gim Digital

Memburuknya kinerja GameStop memang tidak hanya karena faktor pandemi Covid-19, di mana seluruh perusahaan retail berjuang untuk sekedar bertahan hidup. Jika dilihat dari laporan keuangannya, penjualan GameStop sudah turun dua tahun sebelum pandemi dimulai.

Hal ini seiring dengan tren mobile gaming dan penjualan gim secara digital. Berbagai platform permainan elektronik besar seperti Xbox Live, PlayStation Network, Nintendo eShop, dan Steam, lebih mengandalkan penjualan gim secara digital. Konsumen hanya tinggal mengunduh gim yang dibelinya.

Carlos Cruz, gamer asal New York, Amerika Serikat (AS), mengatakan bahwa biasanya dia mengunjungi GameStop seminggu sekali untuk membeli gim baru dan menjual gim lama miliknya. Namun kebiasaan itu berhenti sejak beberapa tahun lalu karena dia mulai membeli gim secara digital.

Sekarang, Cruz hanya ke GameStop setiap dua bulan sekali, untuk membeli konten eksklusif gim. Bahkan 90% gim yang ia miliki saat ini ia dapatkan secara digital. “Lebih mudah untuk mengunduh gim di rumah,” ujarnya seperti dikutip dari Associated Press (AP), Rabu (3/2).

Daftar gim online dengan jumlah unduhan dan pendapatan tertinggi selama kuartal I hingga III 2020
Daftar gim online dengan jumlah unduhan dan pendapatan tertinggi selama kuartal I hingga III 2020 (Sensor Tower)

Untuk mengantisipasi penurunan yang lebih dalam, pada pertengahan Januari 2021 GameStop menunjuk Ryan Cohen, pendiri toko hewan peliharaan online Chewy, untuk memutar balikkan kondisi perusahaan.

“GameStop harus berevolusi menjadi perusahaan teknologi yang memanjakan gamers dan memberikan pengalaman digital yang menyenangkan. Bukannya bertahan sebagai penjual video game yang mengandalkan toko fisiknya dan berjalan tertatih-tatih di lingkungan online,” kata Cohen dalam suratnya kepada jajaran direktur GameStop pada November 2020.

Sejak pertengahan 2019 hingga akhir tahun buku 2020, GameStop diperkirakan telah menutup lebih dari 1.000 tokonya di seluruh dunia. Perusahaan juga memperluas bisnisnya ke penjualan komputer untuk gaming, monitor, meja permainan, dan gaming TV untuk meningkatkan penjualannya.

Namun analis meyakini bahwa untuk memutarbalikkan keadaan GameStop akan membutuhkan waktu. Bahkan pengalaman Cohen sebagai pendiri toko hewan peliharaan online diyakini tidak akan membantu banyak di industri ini.

“Saya pikir dia (Cohen) peritel yang sangat baik. Tapi kita tidak bisa mengunduh makanan atau mainan hewan peliharaan secara digital,” kata analis Wedbush, Michael Pachter.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...