Cek Data: Heboh Gaji Ahok, Berapa Data Kompensasi Komisaris Pertamina?

Reza Pahlevi
18 Agustus 2023, 10:37
Gedung Pertamina
Pertamina
Gedung Pertamina

Kementerian BUMN kembali menunjuk Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai Komisaris Utama PT Pertamina (persero). Sebelumnya, nama mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut sempat disebut-sebut sebagai calon direktur utama menggantikan Nicke Widyawati. 

Posisi yang diemban Basuki sejak 2019 ini mendapat sorotan, terutama besaran gaji yang diterimanya. Sejumlah pemberitaan menyebutkan, gaji yang diperolehnya mencapai miliaran rupiah setiap bulan. 

Kontroversi

Seperti yang disiarkan Tempo.co, Ahok disebutkan menerima gaji atau honorarium sebesar Rp100,3 miliar per tahun atau Rp8,3 miliar per bulan. Angka ini diperoleh dari alokasi anggaran kompensasi dewan komisaris Pertamina yang mencapai US$46,84 juta. 

Pertamina memiliki tujuh orang anggota komisaris. Jika dibagi rata, maka masing-masing komisaris mendapatkan honorarium mencapai Rp8,3 miliar per bulan jika dikonversi dengan nilai tukar saat ini. 

Di Twitter, warganet membandingkan besaran gaji ini dengan yang diterima komisaris perusahaan minyak dan gas (migas) asing. Salah satu akun, @rayestu menyebut gaji setahun komisaris ExxonMobil hanya setengah gaji komisaris Pertamina dalam sebulan. Benarkah informasi tersebut?

Pertamina membantah pemberitaan yang menyebutkan besaran gaji komisarisnya. Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso mengklarifikasi bahwa jumlah gaji yang disebut mencapai miliaran rupiah tersebut tidak benar. Kendati begitu, dia tidak merinci besaran honorarium yang sebenarnya.

“Besaran gaji atau honorarium itu berdasarkan banyak faktor, salah satunya kemampuan keuangan perusahaan,” kata Fadjar dalam keterangan resmi, Jumat, 4 Agustus 2023.

Faktanya

Meski Pertamina telah membantah angka gaji Ahok yang beredar, nilai kompensasi komisaris yang dikutip Tempo.co sesuai dengan data yang disebutkan dalam laporan keuangan 2022 yang telah diaudit. 

Di laporan keuangan disebutkan, Pertamina membayar kompensasi dewan komisaris sebesar US$46,84 juta atau Rp669 miliar jika menggunakan nilai tukar dalam laporan keuangan 2022. Angka ini naik 191% dari US$16,05 juta pada 2021.  

Kompensasi komisaris ini lebih besar daripada kompensasi ke manajemen kunci sebesar US$23,9 juta yang juga mengalami kenaikan sebesar 62% dibandingkan tahun sebelumnya.

Kenaikan nilai kompensasi ini seiring meningkatnya kinerja Pertamina. Pada periode yang sama, laba bersih BUMN ini naik sebesar 86% menjadi US$3,8 miliar dari US$2,05 miliar pada 2021. Fakta ini sejalan dengan argumentasi yang disampaikan Fadjar.

Namun yang perlu juga digarisbawahi adalah kompensasi ini tidak hanya berwujud gaji atau honorarium. Kompensasi juga meliputi tunjangan, fasilitas, dan tantiem atau insentif kerja.

Selain itu, kompensasi untuk komisaris tersebut juga meliputi tantiem yang terutang dari periode sebelumnya. Hal ini dapat terlihat adanya kenaikan kompensasi agregat yang signifikan pada 2022 dibandingkan tahun sebelumnya. 

Perbandingan dengan Perusahaan Migas Asing 

Di sejumlah perusahaan asing, dewan komisaris dikenal sebagai Board of Directors (BoD). Sementara dewan direksi disebut Executive Officers. Penyebutan ini berbeda dengan lazimnya perusahaan di tanah air, termasuk Pertamina. 

BoD berisi pemimpin perusahaan yang dipilih langsung oleh pemegang saham. Anggotanya juga dapat dipilih dari luar struktur perusahaan, percis seperti Ahok di Pertamina.

Pada umumnya BoD menerima kompensasi lebih rendah dibanding Executive Officers. Proporsi ini serupa yang terjadi di 11 perusahaan migas asing lain yang kami pilih untuk diperbandingkan.

Kami memilih ExxonMobil, Chevron, BP, TotalEnergies, Shell, dan Eni sebagai perusahaan migas multinasional. Kemudian Aramco dari Arab Saudi, PetroChina dari Cina, Petrobras dari Brasil, Petronas dari Malaysia, dan PTT dari Thailand mewakili perusahaan migas berstatus badan usaha milik negara (BUMN).

Perbandingan kompensasi ini hanya pada komisaris atau BoD. Kompensasi sudah termasuk gaji, tunjangan, insentif, hingga pendapatan berbasis saham setiap anggota BoD di masing-masing perusahaan.

Beberapa perusahaan mencatat kompensasinya dalam mata uang lokal. Kami lalu mengonversinya ke dolar Amerika Serikat dengan nilai kurs pada 7 Agustus 2023.

Di antara 12 perusahaan migas ini, Pertamina tercatat memberikan kompensasi kepada komisaris paling besar. Namun untuk direksi atau Executive Officer, kompensasi terbesar diberikan oleh ExxonMobil yang mencapai US$119,3 juta. 

Pemberian kompensasi komisaris dengan nilai tinggi ini tidak berbanding lurus dengan pendapatan atau laba bersih perusahaan. Aramco yang mencetak pendapatan dan laba bersih tertinggi pada 2022 hanya membayar US$3,24 juta untuk kompensasi komisaris.

Ini membuat margin kompensasi komisaris terhadap laba bersih Pertamina menjadi yang terbesar di antara 12 perusahaan. Margin ini tidak dapat diaplikasikan untuk BP karena mengalami kerugian pada 2022.

Margin BUMN migas Thailand, PTT, berada di posisi kedua. Meski begitu, margin kompensasi terhadap laba bersih PTT pun masih di bawah 1% yaitu 0,08%. Data ini menunjukkan angka kompensasi komisaris Pertamina berada di atas kompensasi yang diberikan perusahaan migas asing. 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...